Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Asal-usul Nama dan Sejarah Kota Gaza

Ditinggali sejak abad ke-50 SM, kota ini pernah dihuni oleh beberapa suku bangsa dan kekaisaran yang berbeda sepanjang sejarahnya. 

Nama Gaza sendiri berasal dari bahasa Arab, gazza, yang diambil dari bahasa Kanaan/Ibrani yang memiliki arti kuat. 

Asal-usul nama Kota Gaza

Asal-usul nama Kota Gaza berasal dari beberapa ragam versi. Versi pertama menyebut bahwa Gaza diambil dari bahasa Arab, gazza, yang berarti kuat, atau yang dalam bahasa Indonesia diartikan benteng.

Sedangkan versi kedua menyebut bahwa nama Gaza diberikan oleh bangsa Kanaan. Setelah itu, masyarakat dari Mesir Kuno menamakan kota ini dengan nama Gazzat, yang dapat diartikan sebagai Kota Anugerah. 

Lalu, bangsa Arab memanggil kota ini dengan nama Gazzat Hashim, yang ditujukan untuk menghormati nenek moyang Nabi Muhammad, Hashim, yang dimakamkan di Kota Gaza.

Kota tertua di dunia

Gaza disebut sebagai salah satu kota tertua di dunia karena mulai dihuni sejak 5.000 tahun silam.

Letaknya berada di jalur utama pantai Laut Tengah (Via Maris) antara Afrika Utara dan Mesopotamia. 

Posisi tersebut menjadikan Gaza sebagai kota kunci atau tempat perhentian penting untuk perdagangan rempah-rempah ke Laut Merah. 

Tempat pertama yang dihuni di Gaza adalah Tell es-Sakan, suatu benteng Mesir Kuno di daerah Kanaan (sebelah Kota Gaza sekarang).

Namun, dalam perkembangannya, perdagangan antara Tell es-Sakan dengan Mesir semakin menurun, sehingga perlahan-lahan tidak lagi ditinggali masyarakat.

Gaza pada Zaman Islam

Pada zaman Islam, Gaza dikepung dan berhasil direbut dari Kekaisaran Bizantium oleh tentara Rashidun di bawah pimpinan jenderal 'Amr ibn al-'As.

Kemudian pada abad ke-14, kota ini sempat dilanda Bubonic Plague atau wabah hitam, yang membunuh sebagian besar penduduknya.

Belum selesai dengan masalah wabah hitam, Gaza ditimpa banjir besar yang memporakporandakan isi kota.

Di bawah Kesultanan Utsmaniyah

Pada 1516, Gaza sudah berubah menjadi kota yang sangat berbeda dari sebelumnya.

Pelabuhan-pelabuhannya banyak yang tidak berfungsi, bangunan-bangunan rusak, dan perdagangan menurun. 

Pada saat itu, diputuskan bahwa Gaza dimasukkan ke dalam kekuasaan Kekaisaran Utsmaniyah atau Kesultanan Turki. 

Pusat konfrontasi melawan Israel

Pasca-Perang Dunia I, kondisi di Kota Gaza perlahan-lahan mulai membaik. Perkembangan besar dapat dilihat dari dibangunnya daerah-daerah pemukiman baru di sepanjang pantai dan dataran selatan maupun timur. 

Seluruh proses pembangunan tersebut dibiayai oleh sekelompok misionaris. Selama kurang lebih 30 tahun, Gaza tumbuh menjadi kota yang terus mengalami perkembangan. 

Namun, pada 1967, Gaza mulai diduduki oleh Israel. Sejak saat itu, kerap terjadi konflik antara Israel dan Palestina.

Gaza menjadi pusat konfrontasi selama masa pergolakan tersebut dan kondisi perekonomiannya semakin memburuk.

Pada September 1993, para pemimpin Israel dan Palestine Liberation Organization (PLO) menandatangani Oslo Accords. 

Perjanjian ini menyatakan bahwa pemerintahan Palestina berada di Jalur Gaza, yang mulai diberlakukan bulan Mei 1994. 

Setelah perjanjian itu ditandatangani, Israel sempat mundur sepenuhnya dari Gaza. Kendati demikian, konflik Israel dan Palestina masih terus berlanjut hingga sekarang.

Referensi: 

  • Ring, Trudy, Robert M Salkin, dan Sharon La Boda. (1996). International Dictionary of Historic Places. Amerika: Fitzroy Dearborn Publishers. 

https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/01/131020479/asal-usul-nama-dan-sejarah-kota-gaza

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke