Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyebab Terjadinya Perang Salib

Perang Salib yang berlangsung antara 1095-1291 M sangat masif, desktruktif, dan tentunya menuntut banyak korban jiwa.

Melalui perang ini, umat Kristen Eropa tidak hanya ingin mengamankan dan mempertahankan Kekaisaran Bizantium (Romawi Timur), tetapi juga merebut kembali Yerusalem, yang mereka klaim sebagai Tanah Suci, dari kekuasaan Muslim.

Namun di samping itu, terdapat tujuan-tujuan tersembunyi, seperti ambisi Paus Urbanus untuk membebaskan dirinya dari ancaman para penguasa politik di Barat yang telah melepaskan diri dari pengaruhnya.

Secara umum, pendapat kebanyakan ahli sejarah meyakini bahwa motif terjadinya Perang Salib adalah demi kepentingan agama, politik, ekonomi, dan sosial.

Hanya saja, motif agama kemudian dijadikan kedok untuk menutupi semua motif lainnya. Berikut ini berbagai penyebab terjadinya Perang Salib antara umat Muslim dan Kristen.

Motif agama

Agama dipandang sebagai motif paling utama yang menyulut berkobarnya Perang Salib. Salah satu buktinya ketika para tentara Kristiani meletakkan simbol salib pada senjata ataupun barang bawaan mereka.

Pada saat itu, di Barat sedang terjadi gerakan kebangkitan agama, yang membuat semakin kuatnya peran paus.

Sosok yang dikenal sebagai penyeru Perang Salib adalah Paus Urbanus II, yang berhasil menggelorakan semangat untuk melancarkan perang melawan kaum Muslimin.

Hal ini dilakukan setelah masyarakat Kristen Eropa merasa kehilangan kebebasan dan keamanan untuk beribadah di tanah suci Yerussalem.

Padahal sejatinya, Dinasti Seljuk hanya menerapkan kebijakan baru agar tidak tercipta ancaman ketika umat Kristiani beribadah di Yerusalem.

Kebijakan yang ditanggapi berlawanan inilah yang mendorong sebagian besar masyarakat Kristen untuk berpartisipasi dalam Perang Salib dengan tujuan utama merebut Tanah Suci Baitul Maqdis (Yerusalem).

Motif politik

Ide perang sebenarnya bersumber pada motif politik Paus Urbanus II, Kekaisaran Bizantium, dan peperangan di wilayah Spanyol Islam (Andalusia).

Kuatnya peran paus dan semangat keagamaan dalam jiwa pengikutnya kemudian dimanfaatkan oleh gereja untuk mencapai ambisi duniawi.

Ketika ide Perang Salib muncul, keinginan gereja untuk segera memperluas wilayah pengaruhnya menjadi tidak tertahankan.

Selain itu, Kaisar Alexis Commenus menggunakan antusiasme rakyat Eropa untuk merebut kembali wilayah Bizantium.

Pasalnya, wilayah-wilayah penting di Asia Keci berada di bawah kendali umat Muslim sejak kekalahan Bizantium atas Dinasti Seljuk.

Alexis Commenus dan Paus Urbanus II kemudian bekerjasama untuk mengobarkan semangat Perang Salib guna mencapai tujuan politiknya ini.

Motif sosial

Pada abad pertengahan, masyarakat Eropa dilanda masalah sosial, yakni adanya sistem kasta yang membuat kesenjangan melebar.

Kasta ahli agama menempati posisi yang tinggi, begitu pula dengan panglima perang dan cerdik cendekia.

Sedangkan kasta petani merupakan golongan paling rendah yang banyak dizalimi dan harus bekerja keras untuk kebutuhan dua kasta di atasnya.

Dalam kondisi demikian, maka ketika ada seruan paus untuk berangkat perang suci, para petani merasa menemukan kesempatan guna membebaskan diri dari belenggu penderitaan.

Terlebih lagi, paus menjanjikan apabila mereka kalah dan mati, maka akan terbebas dari penderitaan dunia yang dialami dan mendapatkan keberkahan dari Tuhan dan paus.

Sedangkan apabila selamat dan hidup, mereka akan mendapat kehidupan baru yang lebih baik (status sosialnya naik).

Motif ekonomi

Mengincar kekayaan negara-negara Timur juga menjadi salah satu faktor penting yang mendorong terjadinya Perang Salib.

Paus Urbanus II sendiri dalam khutbahnya mengungkapkan pentingnya faktor ekonomi bagi bangsa Eropa.

Selain itu, posisi para pedagang Eropa kala itu mulai terancam oleh para pedagang Muslim.

Sebagaimana diketahui, pada abad ke-10 para saudagar Muslim menguasai hampir seluruh jalur perdagangan di Mediterania.

Sehingga banyak pula yang ikut berangkat dalam Perang Salib dari golongan pedagang Italia, Perancis, dan Spanyol, yang memiliki tujuan memperluas jaringan dagang mereka.

Hal ini sejalan dengan keinginan dari Romawi Timur untuk mempertahankan penguasaan ekonomi perdagangan di Timur Tengah.

Referensi:

  • Ash-Shalabi, Ali Muhammad. (2013). Shalahuddin Al-Ayyubi: Pahlawan Islam Pembebas Baitul Maqdiz. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/11/22/130000979/penyebab-terjadinya-perang-salib

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke