Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Thariq bin Ziyad, Panglima Perang Penakluk Semenanjung Iberia

Ketika Bani Umayyah berada di bawah kekuasaan Al-Walid I, ia memimpin sekitar 7.000 pasukan dari pantai utara Maroko untuk menaklukkan Al-Andalus (bagian Semenanjung Iberia yang meliputi Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar, dan sekitarnya).

Berkat keberhasilannya itu, Thariq bin Ziyad menjadi salah satu panglima perang paling terkenal dalam sejarah.

Thariq bin Ziyad juga merupakan panglima perang Bani Umayyah yang namanya diabadikan menjadi nama sebuah selat yaitu Selat Gibraltar.

Asal-usul Thariq bin Ziyad

Sejarawan dunia memiliki perbedaan pendapat terkait asal-usul Thariq bin Ziyad. Sebagian menyebut ia adalah keturunan Bani Hamdan dari Persia.

Pendapat lain menyatakan bahwa Thariq berasal dari keluarga Muslim Arab. Sementara sejarawan lainnya berargumen bahwa ia adalah keturunan bangsa Berber dari Afrika Utara.

Terlepas dari perbedan asal-usulnya, para sejarawan sepakat bahwa Thariq diangkat menjadi gubernur oleh Musa bin Nusayr, penguasa Ifriqiya (Afrika Utara).

Pengangkatan nya sebagai gubernur Kota Tangier di Maroko dilakukan setelah penaklukannya pada 710-711 M. Sebagaimana diketahui, Thariq adalah ahli perang dan pandai menunggang kuda.

Mendapatkan perintah penaklukan

Sebelum Islam datang, Semenanjung Iberia dikuasai oleh Roderick, raja Visigoth yang kejam.

Suatu ketika, seorang bangsawan pemimpin benteng Visigoth yang bernama Julian mendapati putrinya diperkosa dan dihamili oleh Raja Roderick.

Tidak terima dengan tindakan raja, Julian lantas mendatangi Musa bin Nusayr dan memintanya untuk meruntuhkan Visigoth.

Permintaan Julian agar menyerang pemimpinnya sendiri sempat diragukan oleh Musa. Namun, Julian berhasil meyakinkannya setelah mengirim ekspedisi kecil untuk menyerbu Semenanjung Iberia.

Sebelum maju berperang, Musa meminta izin kepada Khalifah Al-Walid di Damaskus untuk menaklukan Semenanjung Iberia.

Setelah mendapatkan izin, Musa segera mengirimkan ekspedisi awal ke wilayah yang dipimpin oleh Tarif bin Malik atau Abu Zar'ah.

Keberhasilan Tarif menguasai pesisir Spanyol kemudian mendorong Musa untuk mengirimkan ekspedisi lanjutan yang lebih besar di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad.

Pidato Thariq bin Ziyad

Pada sekitar awal Mei 711 M, Thariq bin Ziyad membawa 7.000 pasukan mengarungi lautan dengan kapal.

Selain dibantu menyeberang oleh Julian, pasukan Thariq juga mendapatkan sebanyak 5.000 pasukan tambahan dari Musa bin Nusayr.

Sesampainya di daratan Spanyol, Thariq mengumpulkan pasukannya di selat yang berdampingan dengan bukit karang yang sekarang dikenal dengan nama Bukit Gibraltar.

Di bukit inilah, Thariq menyampaikan pidato di mana ia memerintahkan pasukannya untuk membakar kapal mereka.

Pasukan pun paham dengan maksud panglima mereka, yakni agar tidak ada prajurit yang ketakutan dan memilih untuk berlindung ke kapal.

Peritah ini membuat pasukan tidak lagi memiliki jalan selain bertempur hingga meraih kemenangan atau mati syahid (berjuang di jalan Allah).

Mengalahkan Raja Roderick

Sadar akan ancaman yang mendatanginya, Raja Roderick mengumpulkan pasukan yang jumlahnya mencapai 100.000 prajurit.

Meski Thariq bin Ziyad telah mendapatkan bantuan dari Musa, jumlah pasukannya hanya 12.000, tidak sebanding dengan prajuirt Visigoth.

Perang pun berkecamuk, di mana pasukan Muslim banyak yang mulai terdesak karena jumlah mereka terbilang sedikit.

Di tengah peperangan, tiba-tiba pasukan Visigoth mendengar desas-desus bahwa pihak Muslim tidak menyerang untuk menjajah, tetapi untuk membebaskan negerinya dari kekejaman Raja Roderick.

Kabar tersebut membuat banyak pasukan Visigoth yang membenci Roderick langsung mundur.

Tariq meraih kemenangan ketika Raja Roderick, dikalahkan dan dibunuh pada 19 Juli 711 M di Pertempuran Guadalete.

Menaklukkan Semenanjung Iberia

Setelah kematian Raja Roderick, Thariq bin Ziyad membagi pasukannya untuk melakukan penaklukan di berbagai wilayah.

Pasukan Thariq pun berhasil menguasai Cordoba, Granada, Malaga, hingga Toledo, yang saat itu menjadi ibu kota Spanyol.

Dua tahun berselang, seluruh daratan Spanyol berhasil dikuasai pasukan Islam dan penaklukan pasukan berlanjut ke Portugal, sementara Thariq diangkat menjadi gubernur Al-Andalus.

Pada 714 M, Thariq dan Musa sama-sama diminta oleh Khalifah Al-Walid untuk kembali ke Damaskus.

Alasan pemanggilan diduga karena keduanya terlibat dalam perselisihan. Akan tetapi, konflik yang mendera mereka juga masih diperdebatkan oleh sebagian ahli.

Namun yang pasti, perselisihan tersebut dapat diakhiri dan keduanya mau berdamai.

Diabadikan menjadi nama selat

Sejak dipanggil oleh khalifah, Thariq bin Ziyad menetap di Damaskus hingga wafatnya pada 720 M.

Namun, kehidupan menjelang akhir hidupnya tidak banyak diketahui. Untuk meneladani kisah kepahlawanannya, bukit tempatnya berpidato kemudian dinamai Jabal Thariq atau Gibraltar.

Gibraltar adalah derivasi Spanyol dari nama Arab Jabal Tariq, yang artinya "bukit Tariq", diambil dari nama Thariq bin Ziyad.

Sehingga nama selat yang memisahkan antara benua Afrika dan Eropa kemudian dinamai Selat Gibraltar.

Referensi:

  • Ayesha, Ummu. (2010). Muslim dan Muslimah Pemberani. Depok: Cerdas Interaktif.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/11/22/100000879/thariq-bin-ziyad-panglima-perang-penakluk-semenanjung-iberia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke