Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ali Sastroamidjojo: Karier, Peran, dan Kiprahnya

Periode pertama sejak 30 Juli 1953 hingga 11 Agustus 1955, kemudian periode kedua sejak 1956 hingga 1957.

Semasa menjabat sebagai Perdana Menteri, Ali membentuk dua kabinet, yaitu Kabinet Ali Sastroamidjojo I dan Kabinet Ali Sastroamidjojo II. 

Masa Kecil

Ali Sastroamidjojo lahir di Grabag, Jawa Tengah, 21 Mei 1903. 

Lahir dari keluarga bangsawan Kabupaten Magelang, Ali termasuk salah satu orang yang tergolong elit di Indonesia. 

Ali banyak menghabiskan masa kecilnya dengan bermain bersama teman-temannya yang berasal dari kalangan di bawahnya, dari keluarga petani.

Namun, karena orang tua Ali ingin anaknya tinggal dalam lingkungan yang layak, mereka memutuskan untuk pindah ke kota setempat. 

Semasa Ali bersekolah, ia turut aktif dalam berbagai organisasi pemuda. Ali tergabung dalam organisasi Jong Java pada 1918 hingga 1922. 

Peran

Kemudian, tahun 1923, Ali berangkat ke Belanda untuk melanjutkan sekolahnya. Ia bersekolah di Queen Wilhelmina School.

Setelah lulus dari sana, Ali melanjutkan studi hukum di Universitas Leiden di Belanda. Ia berhasil mendapat gelar Sarjana Hukum tahun 1927.

Tidak hanya mengenyam pendidikan, Ali juga turut aktif berorganisasi selama di Belanda. Ia tergabung dalam Perhimpunan Indonesia. 

Dalam Perhimpunan Indonesia, Ali banyak menulis artikel yang kerap membuat Belanda murka.

Akibatnya, bulan September 1927, Ali sempat ditangkap dan ditahan oleh pihak Belanda. 

Ia ditangkap bersama tiga tokoh lainnya, yaitu Mohammad Hatta, Abdoel Madjid Djojoadhiningrat, dan Pamontjak.

Pada saat itu, Ali Sastroamidjojo dituding telah menghasut orang-orang agar ikut memberontak pihak kolonial.

Setelah enam bulan dipenjara, Ali dibebaskan. Ia kemudian kembali ke Jawa pada 1928.

Sekembalinya Ali ke Jawa, ia bertugas di Komite Eksekutif Partai Nasionalis Indonesia yang dipimpin Soekarno.

Partai tersebut berdiri dengan tujuan untuk menggulingkan Belanda. 

Karier

Pasca-kemerdekaan Indonesia, tahun 1945, Ali kembali masuk ke dalam organisasi Partai Nasional Indonesia (PNI). 

Kala itu, PNI sempat dibubarkan oleh Soekarno, tetapi kembali aktif pada 1945. 

Bermula dari situ, karier Ali Sastroamidjojo dalam dunia politik semakin melebar.

Usai Perang Dunia II, Ali masih terus berkiprah dalam bidang politik.

Pada Juli 1947, Ali diangkat sebagai Menteri Pengajaran dalam Kabinet Amir Sjarifuddin dan Kabinet Hatta pada Januari 1948.

Masih di tahun yang sama, Februari 1948, Ali menjabat sebagai wakil ketua delegasi Republik Indonesia dalam perundingan bersama Belanda.

Usai berunding, melalui Konferensi Meja Bundar, Belanda secara resmi menyatakan kemerdekaan Indonesia. 

Hal itu kemudian membuat Ali ditunjuk sebagai Duta Besar Republik Indonesia di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko pada 1950 hingga 1953. 

Pada 1 Agustus 1953, Ali Sastroamidjojo dipercaya menduduki jabatan sebagai Perdana Menteri Indonesia. 

Ia memimpin kabinetnya sendiri yang bernama Kabinet Ali Sastroamidjojo I sejak 1953 hingga 1955. 

Setelah masa jabatannya berakhir pada 1955, Ali Sastroamidjojo kembali menjadi Perdana Menteri Indonesia untuk kedua kalinya pada 26 Maret 1956. 

Ia memimpin kembali kabinetnya, yaitu Kabinet Ali Sastroamidjojo II hingga 14 Maret 1957. 

Usai tidak lagi menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia, tahun 1960, Ali terpilih sebagai ketua PNI. Ia menjabat selama enam tahun, hingga 1966. 

Ali Sastroamidjojo meninggal dunia di usia 71 tahun, tepatnya tanggal 13 Maret 1975. 

Referensi: 

  • Simanjuntak, P.N.H. (2003). Kabinet-Kabinet Republik Indonesia: Dari Awal Kemerdekaan Sampai Reformasi. Jakarta: Djambatan. 

https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/31/150000579/ali-sastroamidjojo--karier-peran-dan-kiprahnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke