Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Peringkat Indonesia di Olimpiade Tokyo, Ini Kata Menpora dan KOI

Kompas.com - 09/08/2021, 17:17 WIB
Celvin Moniaga Sipahutar,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menpora Zainudin Amali dan Ketum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari memberi tanggapan soal peringkat Indonesia pada Olimpiade Tokyo 2020.

Kontingen Indonesia telah menyelesaikan perjuangan di Olimpiade Tokyo 2020. Tim Merah Putih finis di peringkat ke-55 dengan perolehan lima medali.

Medali tim Merah Putih di Tokyo 2020 terdiri atas satu emas, satu perak, dan tiga perunggu.

Medali emas Indonesia diraih dari cabor bulu tangkis melalui pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

Sementara itu, medali perak dipersembahkan lifter Eko Yuli Irawan yang turun di kelas 61 kg putra cabor angkat besi.

Baca juga: Siapa Atlet Peraih Medali Emas Terbanyak di Olimpiade Tokyo 2020?

Adapun tiga perunggu masing-masing didapat oleh Windy Cantika Aisah (angkat besi), Rahmat Erwin Abdullah (angkat besi), dan Anthony Sinisuka Ginting (bulu tangkis).

Peringkat ke-55 membuat Indonesia tidak mencapai target pada Olimpiade Tokyo 2020. Adapun target yang ditetapkan Kemenpora adalah peringkat 40 besar.

Meski demikian, jumlah medali yang dimenangkan tim Merah Putih meningkat dari Olimpiade Rio 2016.

Saat itu, Indonesia meraih tiga medali, yakni satu emas dan dua perak sehingga bertengger di peringkat ke-46.

Baca juga: Klasemen Akhir Olimpiade Tokyo - AS Juara Umum Salip China, Indonesia Ke-55

Kendati belum memenuhi target, Menpora Zainudin Amali menilai Indonesia telah menuai pencapaian bagus di Olimpiade Tokyo 2020.

"Di Olimpiade Tokyo, ini banyak kejutan. Banyak negara yang sebelumnya tidak meraih medali, secara mengejutkan akhirnya bisa memperoleh medali," kata Zainudin Amali mengawali konferensi pers virtual yang juga dihadiri Kompas.com, Senin (9/8/2021) siang WIB.

"Apakah kita melorot di Olimpiade Tokyo? Saya kira tidak. Kalau kita menggunakan ukuran di Rio 2016, perolehan kita bertambah," ujarnya.

"Namun, perihal ranking, ini menjadi catatan bagi kami dan NOC untuk menghitung betul situasi di Tokyo 2020 demi Olimpiade ke depan," katanya.

"Akhirnya kami menyadari, desain besar olahraga Indonesia harus segera berjalan karena kita akan menatap segera Olimpiade Paris 2024," tuturnya.

Baca juga: Olimpiade Tokyo 2020, Penyelenggara Sudah Lakukan 600.000 Tes Covid-19

Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan peraih medali perak kelas 61 kg angkat besi putra Olimpiade Tokyo 2020 merayakan keberhasilan bersama Ketua National Olympic Committee (NOC) Indonesia, Raja Sapta Oktohari.Dok: NOC Indonesia Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan peraih medali perak kelas 61 kg angkat besi putra Olimpiade Tokyo 2020 merayakan keberhasilan bersama Ketua National Olympic Committee (NOC) Indonesia, Raja Sapta Oktohari.

Raja Sapta Oktohari kemudian menegaskan bahwa perolehan medali bukanlah target para atlet, melainkan secara peringkat.

Menurut dia, jika ditargetkan dengan medali, hal itu dapat membuat para atlet merasa lebih terbebani sehingga bisa memengaruhi penampilan mereka.

"Sejak awal, kami tidak pernah menargetkan perolehan medali. Bagi kami, semangat Olimpiade itu bukan menang ataupun kalah, tetapi seberapa besar tingkat partisipasi para atlet untuk bisa qualified di Olimpiade berikutnya," ujar Raja Sapta Oktohari.

Baca juga: Hari Terakhir Olimpiade Tokyo 2020, 430 Orang Terinfeksi Covid-19

"Saya ingat, menjelang final Greysia/Apriyani, saya berkomunikasi dengan Pak Menpora yang menyarankan kepada untuk tidak memberikan beban kepada para atlet terkait medali," ucapnya.

"Yang paling utama adalah mereka bisa berjuang maksimal. Masyarakat perlu bangga bahwa ada 28 atlet Indonesia yang bisa qualified dan bisa bertanding di Olimpiade Tokyo," ujarnya.

"Kami mengapresiasi langkah yang dibuat Pak Menpora dengan menjadikan peringkat sebagai parameter sukses dan itu meringankan beban para atlet," ucap Okto.

Lebih lanjut, Raja Sapta Oktohari mengatakan, parameter peringkat adalah metode yang bagus dan bisa lebih mendorong prestasi para atlet.

"Ini menjadi metode awal yang bagus dan jika diteruskan dapat memberikan peningkatan atlet yang lolos ke Olimpiade berikutnya dan peringkat yang lebih baik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Link Live Streaming MotoGP Perancis 2024, Balapan Pukul 19.00 WIB

Link Live Streaming MotoGP Perancis 2024, Balapan Pukul 19.00 WIB

Motogp
Maarten Paes 'Kelas', Menangi Derbi bersama FC Dallas

Maarten Paes "Kelas", Menangi Derbi bersama FC Dallas

Liga Lain
Hasil Piala Asia U17 Putri 2024, Indonesia Akui Keunggulan Korea Utara 0-9

Hasil Piala Asia U17 Putri 2024, Indonesia Akui Keunggulan Korea Utara 0-9

Timnas Indonesia
Presiden Perancis Minta Real Madrid Izinkan Mbappe Main di Olimpiade

Presiden Perancis Minta Real Madrid Izinkan Mbappe Main di Olimpiade

Internasional
Como Merangkak dari Serie D ke Serie A, Simbol Tim Menangis Dipeluk Henry

Como Merangkak dari Serie D ke Serie A, Simbol Tim Menangis Dipeluk Henry

Liga Italia
Starting Grid dan Link Live Streaming MotoGP Perancis 2024

Starting Grid dan Link Live Streaming MotoGP Perancis 2024

Motogp
Man United Vs Arsenal: The Gunners Jago Bertahan, Tajam Menyerang

Man United Vs Arsenal: The Gunners Jago Bertahan, Tajam Menyerang

Liga Inggris
Milan Menyayat bak Pisau, Kecerdasan Gelandang Berdarah Indonesia

Milan Menyayat bak Pisau, Kecerdasan Gelandang Berdarah Indonesia

Liga Italia
Championship Series Liga 1, Momentum Tepat Penerapan VAR di Indonesia

Championship Series Liga 1, Momentum Tepat Penerapan VAR di Indonesia

Liga Indonesia
Man United Vs Arsenal: Arteta Sebut Ten Hag Luar Biasa, Cuma Butuh Waktu

Man United Vs Arsenal: Arteta Sebut Ten Hag Luar Biasa, Cuma Butuh Waktu

Liga Inggris
Ketika Jersey Milan Dihiasi Nama Indonesia, Tanda Cinta untuk Mama...

Ketika Jersey Milan Dihiasi Nama Indonesia, Tanda Cinta untuk Mama...

Liga Italia
Montreal Vs Inter Miami 2-3, Messi Dibuat Kesal Regulasi Baru MLS

Montreal Vs Inter Miami 2-3, Messi Dibuat Kesal Regulasi Baru MLS

Liga Lain
Borneo FC Bidik Championship Series Liga 1 untuk Kawinkan Gelar

Borneo FC Bidik Championship Series Liga 1 untuk Kawinkan Gelar

Liga Indonesia
VAR Siap di Championship Series, Apresiasi demi Fair Play

VAR Siap di Championship Series, Apresiasi demi Fair Play

Liga Indonesia
Bekal di Thomas-Uber, Indonesia Siap Tempur Hadapi Thailand Open 2024

Bekal di Thomas-Uber, Indonesia Siap Tempur Hadapi Thailand Open 2024

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com