Dia kemudian lulus dari Universitas Harvard pada 2019.
Setelah itu, dia pindah dari Massachusetts ke Texas untuk meningkatkan peluang kesuksesan di dunia atletik.
Sesampainya di Texas, Gabby Thomas bergabung dengan Buford-Bailey Track Club yang berbasis di Austin dan didirikan oleh peraih medali perunggu Olimpiade 1996, Tonja Buford-Bailey.
Di laman resmi Olympic tertulis bahwa itu merupakan satu-satunya kelompok pelatihan wanita kulit hitam di AS dan menjadi lingkungan yang tepat bagi para pelari muda untuk berkembang.
Baca juga: Terjangkit Covid-19, Tim Renang Artistik Yunani Mundur dari Olimpiade Tokyo 2020
Hal tersebut kemudian diakui oleh Gabby Thomas ketika diwawancarai oleh NBC Sport.
"Sebuah kelompok pelatihan yang diisi wanita kulit hitam. Di sana, semuanya sangat inspiratif dan mendorong untuk selalu termotivasi," kata Gabby Thomas.
"Kami semua ernah mengalami pergumulan yang sama. Sungguh menyenangkan memiliki sistem pendukung seperti itu," tutur dia menambahkan.
Pada 2020, Gabby Thomas yang masih memiliki hasrat di bidang akademis mendaftar program pascasarjana di Universitas Texas.
Bermodalkan latar belakang keilmuan selama di Harvard, Gabby Thomas megambil master di bidang epidemiologi dan manajemen perawatan kesehatan.
Baca juga: Jumlah Followers di IG dan TikTok Meledak di Olimpiade, Suni Lee Sempat Hilang Fokus
Dia bermimpi bisa mengelola rumah sakitnya sendiri dan memulai sebuah organisasi non-profit pada suatu hari nanti.
Di tengah perjuangannya mewujudkan mimpi tersebut, Gabby Thomas berkempatan mewakili Amerika Serikat dalam perhelatan multi-ajang empat tahunan, Olimpiade Tokyo 2020.
Dia tampil di Olimpiade Tokyo dengan status wanita tercepat kedua yang pernah ada di trek lari 200 meter.
Gabby Thomas memperoleh status tersebut setelah mengukir catatan waktu 21,61 detik pada ajang yang bernama US Olympic Trials, Juni lalu.
Baca juga: Kemudahan yang Diberikan BWF kepada Greysia/Apriyani Usai Raih Emas Olimpiade
Satu-satunya atlet yang pernah berlari di bawah catatan waktu tersebut ialah Florence Griffith-Joyner.
Sprinter legendaris asal Amerika Serikat itu pernah mencatatkan waktu 21,56 detik di semifinal 200 meter putri pada Olimpiade Seoul 1988.