Florence Griffith-Joyner kemudian mencatatkan waktu lebih cepat, yakni 21,34 detik, di putaran final.
Bermodalkan status wanita tercepat kedua membuat Gabby Thomas diunggulkan dalam perebutan medali emas nomor 200 meter putri Olimpiade Tokyo 2020.
Baca juga: Olimpiade Tokyo - Rekor Dunia Pecah di Nomor 400 Meter Lari Gawang Putri
Namun sayang, dia masih kalah cepat dari dua pesaing di putaran final, Elaine Thompson-Herah (Jamaika) dan Christine Mboma (Namibia).
Alhasil, Gabby Thomas harus puas finis di peringkat ketiga dan berhak membawa pulang medali perunggu dengan catatan waktu 21,87 detik, di bawah catatan terbaiknya.
Gabby Thomas is incredible ????
• Graduated from Harvard
— Sporting News (@sportingnews) August 3, 2021
• Majored in neurobiology
• Currently working on getting her masters in epidemiology at Texas
• Won bronze in the women's 200m at the Olympics#Tokyo2020 | #Olympics pic.twitter.com/wTwszzMivQ
Pencapaian tersebut tetap perlu diapresiasi bersama keberhasilan Elaine Thompson-Herah meraih medali emas dan Christine Mboma selaku peraih perak.
Setelah meraih perunggu, headline di sejumlah media menyanjung nama Gabby Thomas sebagai calon Epidemiolog peraih medali Olimpiade Tokyo.
Hal ini cukup mencerminkan kisah perjuangan Gabby Thomas yang masih bisa berprestasi di tengah perjalanan akademisnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.