"Kuncinya (kemenangan) mungkin karena Pak Dirja menyemangati saya. Windy kan biasanya menang di snatch, tapi di snatch malah kalah."
Baca juga: Profil Windy Aisah, Lifter Peraih Medali Pertama Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020
"Pak Dirja berkata mungkin Allah memberikan rezekinya di clean and jerk. Jadi, jangan patah semangat, begitu katanya."
"Dari situ saya semakin bersemangat. Berapa pun angkatannya yang terpenting saya bisa mengangkatnya," jelasnya.
Dirja Wihardja juga memberikan komentar mengenai keberhasilan Windy Cantika ini.
Dia mengatakan bahwa sinergi seluruh staf kepelatihan juga menjadi faktor kesuksesan anak asuhnya itu.
"Terima kasih atas dukungan doa yang diberikan seluruh rakyat Indonesia. Ini adalah medali pertama bagi kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo," katanya mengawali.
"Windy memang sempat tertinggal di snatch dengan teringgal 2 kg. Kemudian, diangkatan clean and jerk mulai terlihat membaik."
"Saya tidak sendiri mendampingi Windy. Saya juga didampingi Pelatih Jajang dan Dokter Randy. Semua ini adalah kerja sama tim."
"Di angkat besi itu kuncinya adalah kerja sama. Kami memiliki semboyan 'Together We Are Strong'. Jadi semua unsur dan tim telah bekerja dengan maksimal."
"Kami sangat bangga dengan Windy Cantika. Dia adalah generasi baru angkat besi Indonesia yang masih berusia 19 tahun dan sudah memberikan yang terbaik," ungkap Dirja.
Keberhasilan Windy Cantika ini turut membuat tren medali lifter angkat besi Tanah Air di Olimpiade berlanjut.
Meski tergolong masih sangat belia, Cantika berhasil meneruskan tradisi medali Indonesia dalam cabor angkat besi putri di Olimpiade yang telah berlangsung 21 tahun.
Adapun tren medali Indonesia di cabor angkat besi putri dimulai dari trio Raema Lisa Rumbewas, Sri Indriyani, dan Winarni di Olimpiade Sydney 2000.
Baca juga: Cerita Windy Cantika Lawan Ketegangan Sebelum Raih Medali Pertama Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020
Lalu, dilanjutkan Lisa di Athena 2004 dan Beijing 2008, Citra Febrianti (London 2012), dan Sri Wahyuni Agustiani (Rio de Janeiro 2016).
Menanggapi hal tersebut, Widya Cantika merasa terkejut bisa meneruskannya. Terlebih, Tokyo 2020 merupakan Olimpiade pertamanya sehingga belum menargetkan medali.
"Windy merasa ini sebagai kejutan. Apalagi, ini Olimpiade pertama jadi nggak nyangka bisa dapat medali," ungkapnya.
"Dari awal merintis karier, Windy dikasih tahu untuk selalu kuat. Jadi, lebih seperti air mengalir saja."
"Apa yang pelatih arahakan, Windy kerjakan. Windy sama sekali nggak menargetkan medali, yang terpenting adalah selalu ikuti kata pelatih," tuturnya menjelaskan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.