Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gatot Widakdo
Konsultan Media dan Komunikasi

Wartawan Harian Kompas (2002-2017), Direktur Media PSSI (2017-2020) yang kini menjadi konsultan media dan komunikasi.

Bencana Tim Mercedes di GP Azerbaijan

Kompas.com - 08/06/2021, 09:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Alarm pertama sudah terlihat pada awal balapan. Hamilton yang start kedua memang bisa menyalip Charles Leclerc selepas lap pertama.

Namun, mobil Hamilton tidak bisa segera melesat menjauh dari pebalap di belakangnya.

Laju mobil Verstappen dan Perez bahkan tercatat lebih kencang 0,6 detik dari Hamilton. Keduanya sukses menjalankan strategi overcut dan menggusur Hamilton ke posisi ketiga selepas pitstop mereka.

Penampilan Bottas tidak kalah mengecewakan. Pebalap asal Finlandia itu tidak bisa merangsek dari barisan tengah.

Kecepatan mobil Bottas bahkan terlihat tidak bisa menandingi performa tim McLaren, AlphaTauri, Ferarri dan Alpine

Bos Mercedes, Toto Wolff mengakui performa mobil Mercedes tidak memuaskan dalam dua pekan balapan ini.

Sayang, kelemahan ini tidak bisa ditutupi dengan penampilan sempurna karena masih ada kesalahan yang akhirnya menjadi petaka.

Bagi Mercedes, balapan jalan raya Monaco dan Baku mungkin memang tidak sesuai dengan karakter mobil mereka.

Sirkuit jalanan memiliki permukaan cengkraman rendah. Tikungan cepat juga menghasilkan energi pada ban.

Karena itu, mereka berharap bisa bersaing lagi di lintasan balap di Perancis dan balapan lainnya di Austria, Inggris, Hongaria dan seterusnya.

Kekecewaan sebenarnya bukan cuma dirasakan Hamilton dan timnya. Verstappen dan Red Bull juga tidak terlalu bahagia meski Perez tampil sebagai juara dan memberi tambahan 25 poin.

Verstappen pantas kesal, karena dia begitu dominan sepanjang balapan. Dia cukup nyaman memimpin lomba sebelum ban mobilnya meletus pada lap 47 atau empat lap jelang finis.

Verstappen cukup paham, bahwa kemenangan di Baku adalah kesempatan emas bagi dia dan timnya membuka jarak poin yang lebih lebar dari Hamilton dan Mercedes.

Pekerjaannya akan lebih sulit di balapan berikutnya karena Mercedes masih kuat di lintasan balap yang bukan jalan raya.

Verstappen meski gagal finis, masih memimpin klasemen dengan raihan 105 poin. Disusul Hamilton dengan koleksi 101 poin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com