ALIH-alih memperbaiki hasil buruk pada balapan di Monaco dua pekan lalu, tim Mercedes justru mendapatkan bencana keduanya pada balapan di Baku Azerbaijan, Minggu (6/6/2021).
Dua pebalap mereka Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas sama-sama tidak meraih poin setelah finis di posisi ke-16 dan ke-12.
Pada balapan di GP Monaco, Mercedes hanya mendapat tujuh poin dari Hamilton yang menyelesaikan balapan di urutan ketujuh.
Sementara, Bottas tidak bisa menyumbang angka karena tidak bisa melanjutkan balapan setelah ban kanan depannya tidak bisa dilepas saat menjalani pit stop.
Sebelum kejadian ini, Bottas berada di posisi kedua.
Di Azerbaijan, akhir balapan sungguh tragis untuk tim Mercedes. Apalagi drama kegagalan mereka terjadi saat restart balapan pada dua lap jelang finis.
Baca juga: Ada Apa dengan Mercedes di GP Monaco?
Ban depan Mobil Hamilton terkunci yang membuat dia melunjur ke luar lintasan sesaat setelah dia berhasil mendahului pebalap kedua Red Bull Sergio Perez di tikungan pertama.
Restart harus dilakukan, setelah pebalap utama Red Bull Max Verstappen yang sedang memimpin balapan mengalami insiden pecah ban di area start/finis.
Buat Hamilton dan tim Mercedes, kejadian ini memberi momen untuk merebut kemenangan. Namun, momen kemenangan hilang seketika.
Dalam rekaman radio dengan tim Hamilton mengaku membuat kesalahan dengan tombol “Magic” mobil Mercedesnya.
Listen to @AussieGrit letting it all out at the dramatic Lap 50 restart in Baku ????????
(wait for it...)
????: @C4F1#AzerbaijanGP ???????? #F1 pic.twitter.com/rE5TsHpi8q
— Formula 1 (@F1) June 7, 2021
Tombol Magic adalah teknologi yang dipakai tim Mercedes untuk mengubah bias rem ke depan, sehingga pengemudi dapat menggunakan panas dari rem untuk menghangatkan ban depan sebelum memulai balapan.
Hamilton mengaku telah mematikannya, sebagaimana seharusnya sebelum start. Akan tetapi, saat berupaya menutup jalur Perez dan mengambil racing line, Hamilton sepertinya tidak sengaja menekan tombol Magic lagi.
“Perez bermanuver ke kiri dan saya pun masuk ke jalur kiri dan berupaya masuk racing line lebih dahulu. Namun, tanpa sadar, saya menekan tombol. Pada dasarnya hanya mematikan rem belakang dan hanya bagian depan yang bekerja,” jelas Hamilton seusai balapan.
Hamilton pantas kecewa. Sebab, jika bisa memenangi balapan, dia bisa membalikan keadaan dari tertinggal empat poin menjadi unggul 21 poin atas Verstappen dan memuncaki klasemen pebalap.
Jika ditinjau secara keseluruhan, sebenarnya performa Mercedes di Baku memang tidak lebih baik dari Monaco. Mobil mereka tidak tidak terlalu superior.
We stand together. ???? pic.twitter.com/ARPmvK4ned
— Mercedes-AMG PETRONAS F1 Team (@MercedesAMGF1) June 6, 2021
Alarm pertama sudah terlihat pada awal balapan. Hamilton yang start kedua memang bisa menyalip Charles Leclerc selepas lap pertama.
Namun, mobil Hamilton tidak bisa segera melesat menjauh dari pebalap di belakangnya.
Laju mobil Verstappen dan Perez bahkan tercatat lebih kencang 0,6 detik dari Hamilton. Keduanya sukses menjalankan strategi overcut dan menggusur Hamilton ke posisi ketiga selepas pitstop mereka.
Penampilan Bottas tidak kalah mengecewakan. Pebalap asal Finlandia itu tidak bisa merangsek dari barisan tengah.
Kecepatan mobil Bottas bahkan terlihat tidak bisa menandingi performa tim McLaren, AlphaTauri, Ferarri dan Alpine
Bos Mercedes, Toto Wolff mengakui performa mobil Mercedes tidak memuaskan dalam dua pekan balapan ini.
Sayang, kelemahan ini tidak bisa ditutupi dengan penampilan sempurna karena masih ada kesalahan yang akhirnya menjadi petaka.
Bagi Mercedes, balapan jalan raya Monaco dan Baku mungkin memang tidak sesuai dengan karakter mobil mereka.
Sirkuit jalanan memiliki permukaan cengkraman rendah. Tikungan cepat juga menghasilkan energi pada ban.
Karena itu, mereka berharap bisa bersaing lagi di lintasan balap di Perancis dan balapan lainnya di Austria, Inggris, Hongaria dan seterusnya.
Kekecewaan sebenarnya bukan cuma dirasakan Hamilton dan timnya. Verstappen dan Red Bull juga tidak terlalu bahagia meski Perez tampil sebagai juara dan memberi tambahan 25 poin.
Verstappen pantas kesal, karena dia begitu dominan sepanjang balapan. Dia cukup nyaman memimpin lomba sebelum ban mobilnya meletus pada lap 47 atau empat lap jelang finis.
Verstappen cukup paham, bahwa kemenangan di Baku adalah kesempatan emas bagi dia dan timnya membuka jarak poin yang lebih lebar dari Hamilton dan Mercedes.
Pekerjaannya akan lebih sulit di balapan berikutnya karena Mercedes masih kuat di lintasan balap yang bukan jalan raya.
Verstappen meski gagal finis, masih memimpin klasemen dengan raihan 105 poin. Disusul Hamilton dengan koleksi 101 poin.
Adapun Perez yang mengoleksi 25 poin, melesat ke posisi ketiga dengan mengumpulkan 69 poin.
Hal positif dari tim RedBull adalah penampilan gemilang Perez yang mendapatkan kemenangan pertamanya bersama RedBull.
Perez sepertinya sudah dalam posisi yang diharapkan tim, yakni sebagai pendukung pebalap utama mereka.
Sweet victory for Checo! ????#AzerbaijanGP ???????? #F1 pic.twitter.com/SGAIcdO1HF
— Formula 1 (@F1) June 6, 2021
Sumbangan 25 poin dari Perez memperlebar jarak dengan Mercedes. Redbull di puncak klasemen dengan 174 poin, disusul Mercedes dengan raihan 148 poin.
Hal menarik lainnya dari balapan di Baku adalah keberhasilan Sebastian Vettel finis di posisi kedua.
Juara dunia empat kali ini memberi podium pertama bagi tim barunya Aston Martin di ajang Formula 1.
Dibanding musim sebelumnya, persaingan kali ini memang lebih ketat. Sejauh ini, RedBull sudah menunjukkan kekuatan sebagai penantang utama Mercedes.
Di luar RedBull, tim seperti Ferrari, McLaren, AlphaTauri dan Aston Martin, juga mampu memberi kejutan.
Musim F1 tahun 2021 masih panjang. Mercedes, dengan segala potensi sumber dayanya masih bisa bangkit dari bencana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.