Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Mula "Pengkhianatan" European Super League

Kompas.com - 20/04/2021, 09:40 WIB
Ervan Yudhi Tri Atmoko

Penulis

KOMPAS.com - Senin (19/4/2021), sepak bola Eropa dibuat gaduh oleh deklarasi 12 klub top Benua Biru yang ingin menyelenggarakan kompetisi baru bernama European Super League (ESL).

Ke-12 klub elite Eropa yang sepakat membentuk European Super League atau Liga Super Eropa itu adalah Arsenal, Chelsea, Liverpool, Manchester United, Manchester City, Tottenham Hotspur, Atletico Madrid, Barcelona, Real Madrid, AC Milan, Inter Milan, dan Juventus.

"Dua belas klub besar Eropa hari ini bersama memutuskan kesepakatan untuk menggelar kompetisi tengah pekan, Super League, yang diatur oleh klub-klub pendiri," demikian bunyi pernyataan resmi dari European Super League.

Namun, keinginan 12 klub untuk membuat kompetisi yang kemudian disebut media-media Eropa sebagai breakaway league alias liga tandingan itu mendapat tentangan dari UEFA.

UEFA selaku badan sepak bola Eropa pun bersikap tegas berupa larangan partisipasi di liga domestik dan kompetisi bikinan UEFA kepada klub pencetus European Super League.

"Pemain-pemain yang bermain di tim-tim dalam liga tertutup akan dilarang mengikuti Piala Dunia dan Euro. Kami mendorong semua orang untuk berdiri tegak bersama kami saat kami melakukan segala daya untuk memastikan ini (European Super League) tidak akan pernah membuahkan hasil," ujar Presiden UEFA Aleksander Ceferin, dikutip Goal International.

Kini, pro dan kontra bermunculan terkait European Super League. Lantas bagaimana sebenarnya awal mula terbentuknya kompetisi sempalan tersebut?

Baca juga: Apa Itu European Super League?

Presiden Real Madrid, Florentino Perez, menjadi sosok yang paling vokal menyuarakan ide soal European Super League.

Perez yang kini juga menjabat sebagai ketua European Super League sudah menggaungkan gagasan mengenai kompetisi baru itu sejak 2009.

Ketika itu, Perez melontarkan kritik terhadap penyelenggaraan Liga Champions yang menurutnya sangat merugikan secara ekonomi lantaran tim-tim besar tidak bisa sering bertemu.

Melansir FourFourTwo, ide tentang European Super League telah berkembang selama dua tahun terakhir.

Pada Maret 2019, ada pertemuan yang dipelopori klub-klub elite Eropa untuk membahas reformasi Liga Champions.

Kemudian pada Oktober tahun lalu, muncullah rencana tentang European Premier League dibiayai oleh JP Morgan yang diikuti hingga 18 tim dan akan dimulai pada 2022.

Beberapa hari kemudian, Presiden Barcelona Josep Maria Bartomeu (sudah mengundurkan diri), melontarkan pernyataan sensasional dengan mengklaim bahwa pihak klub "menerima proposal untuk berpartisipasi dalam European Super League pada masa depan".

Januari 2021, konsep European Super League muncul lagi dengan tambahan tiga klub bakal bergabung, membuat jumlah klub pendiri menjadi 15.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Liga Inggris dan Klasemen: Crystal Palace 4-0 Man United, Man City Masih di Puncak

Hasil Liga Inggris dan Klasemen: Crystal Palace 4-0 Man United, Man City Masih di Puncak

Liga Inggris
Rahasia di Balik Kesuksesan Bayer Leverkusen

Rahasia di Balik Kesuksesan Bayer Leverkusen

Liga Lain
Tim Uber Cup Indonesia Membanggakan Setelah Dulu Disepelekan

Tim Uber Cup Indonesia Membanggakan Setelah Dulu Disepelekan

Badminton
Apriyani Bangga Raih Perak Uber Cup 2024, Pemain Muda, Proses Luar Biasa

Apriyani Bangga Raih Perak Uber Cup 2024, Pemain Muda, Proses Luar Biasa

Badminton
Fajar Alfian Minta Maaf Indonesia Tak Juara, Janji Raih Trofi Thomas Cup 2026

Fajar Alfian Minta Maaf Indonesia Tak Juara, Janji Raih Trofi Thomas Cup 2026

Badminton
Hasil Crystal Palace vs Man United 4-0: Setan Merah Menderita

Hasil Crystal Palace vs Man United 4-0: Setan Merah Menderita

Liga Inggris
Jadwal Siaran Langsung Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Tayang di TV Nasional

Jadwal Siaran Langsung Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Tayang di TV Nasional

Timnas Indonesia
Indonesia Runner-up Thomas dan Uber Cup 2024, Tetap Juara bagi Ricky Soebagdja

Indonesia Runner-up Thomas dan Uber Cup 2024, Tetap Juara bagi Ricky Soebagdja

Badminton
Indonesia Vs Guinea: Staf Thierry Henry Ada di Barisan Terdepan

Indonesia Vs Guinea: Staf Thierry Henry Ada di Barisan Terdepan

Timnas Indonesia
Bali United Nantikan Championship Series Liga 1 yang Adil bersama VAR

Bali United Nantikan Championship Series Liga 1 yang Adil bersama VAR

Liga Indonesia
Tim Thomas dan Uber Cup Indonesia Tiba di Tanah Air, Disambut Kalungan Bunga

Tim Thomas dan Uber Cup Indonesia Tiba di Tanah Air, Disambut Kalungan Bunga

Badminton
Paulo Henrique Lalui Musim Sulit, Tutup Liga 1 dengan Gol buat Persebaya

Paulo Henrique Lalui Musim Sulit, Tutup Liga 1 dengan Gol buat Persebaya

Liga Indonesia
Hasil Timnas U17 Putri Indonesia Vs Filipina: Claudia Scheunemann Cetak Gol, Garuda Pertiwi Tumbang

Hasil Timnas U17 Putri Indonesia Vs Filipina: Claudia Scheunemann Cetak Gol, Garuda Pertiwi Tumbang

Timnas Indonesia
Ketika STY Kalahkan Guinea 3-0 dan Singkirkan Argentina...

Ketika STY Kalahkan Guinea 3-0 dan Singkirkan Argentina...

Timnas Indonesia
VAR di Championship Series, Aspek Fisik Jadi Sorotan Persib

VAR di Championship Series, Aspek Fisik Jadi Sorotan Persib

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com