Setiap klub pendiri European Super League bakal menerima fee sebesar 310 juta paun (Rp 6,3 triliun) dan berpotensi meraih pendapatan hingga 213 juta paun (Rp 4,3 triliun) semusim setelahnya.
Adapun, European Super League direncanakan dimulai pada 2022-2023.
Baca juga: 5 Hal Penting dan Menarik Seputar European Super League
Tiga bulan setelah itu, seperti yang sudah diketahui, muncullah 12 klub top Eropa yang mendeklarasikan European Super League.
Dalam wawancara dengan El Chiringuito, Florentino Perez menyampaikan bahwa klub membutuhkan solusi atas kondisi finansial yang buruk akibat pandemi.
"Banyak klub penting di Spanyol, Italia, dan Inggris ingin menemukan solusi untuk kondisi finansial yang sangat buruk. Satu-satunya cara adalah dengan memainkan lebih banyak pertandingan kompetitif. Alih-alih bermain di Liga Champions, Super League membantu klub untuk memulihkan pendapatan yang hilang," ucap Perez.
Perez menambahkan, kubu European Super League bakal berkomunikasi dengan UEFA dan FIFA.
"Jika kami bisa memulai Super League pada Agustus, kami akan melakukannya. Kami akan melakukan yang terbaik untuk memulai tahun ini. Kami ingin mencapai kesepakatan dengan UEFA dan pihak lain. Kami akan berbicara dengan UEFA, tidak hanya FIFA."
Namun di lain sisi, kata Perez, pihak European Super League juga tidak akan membatalkan niat membentuk kompetisi baru apabila tidak menemui kata sepakat dengan UEFA.
"Jika kami tidak bisa menemukan kesepakatan dengan UEFA, kami tidak akan mundur. Jika mereka ingin menunggu hingga 2024 untuk melakukan reformasi, mereka bisa menunggu. Kami tidak menunggu siapa pun karena kami membutuhkan Super League," ujar Florentino Perez menegaskan.
Soal format baru Liga Champions, UEFA telah mengumumkan bahwa kompetisi antarklub elite Eropa itu akan berubah format mulai musim 2024-2025.
Sejumlah perubahan dalam format baru Liga Champions meliputi jumlah peserta dan pertandingan, sistem kompetisi, hingga fee atau uang yang didapatkan oleh peserta.
Baca juga: Di Balik European Super League, Ada Kebohongan Konstan Bos Juventus
Sementara itu, fans dari klub-klub pendiri European Super League turut memberikan suara terhadap kompetisi beru tersebut, salah satunya adalah pendukung Manchester United.
Para pendukung Man United menolak keikutsertaan klub mereka di European Super League.
Manchester United Supporters Trust (M.U.S.T) dalam pernyataan resminya menyebut Super League layaknya sebuah toko tertutup dari klub-klub kaya yang bertentangan dengan nilai-nilai sepak bola.
"Proposal ini (European Super League) sama sekali tidak bisa diterima dan akan mengejutkan fans Manchester United serta banyak klub lain," demikian pernyataan M.U.S.T, dikutip Manchester Evening News.
Kelompok suporter yang memiliki anggota lebih dari 200.000 orang itu juga menyebut bahwa keikutsertaan Man United di European Super League adalah sebuah bentuk pengkhianatan terhadap sejarah klub.
"Ketika Sir Matt Busby membawa kami ke Piala Eropa pada 1950-an, Manchester United yang modern didirikan dalam tragedi dan kemudian kejayaan menyusul. Berpikir untuk menjauh dari kompetisi itu (Liga Champions) akan menjadi pengkhianatan dari semua yang klub ini pernah perjuangkan."
"Kami mendesak semua orang yang terlibat dalam proposal ini (European Super League) termasuk Manchester United untuk segera menarik diri," tandas mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.