"Jadi ketika di sini mungkin ada banyak hal negatif yang bisa mempengaruhi mental pemain, mulai dari tunggakan gaji, jadwal bertanding yang mungkin berubah-ubah, sering mengalami kekalahan, maupun efek dicaci suporter."
"Pemain kita perlu punya kemampuan guna menghadapi hal-hal tersebut secara positif tanpa menghilangkan risiko-risiko yang ada," jelas dia.
Termasuk ketika memutuskan berkarier di luar negeri nantinya, homesick bisa menjadi salah satu kesulitan bagi pemain.
"Atau mungkin kondisi tim yang kompetitif, bahkan latihan pun seperti bertanding yang sesungguhnya," jelas perempuan yang tergabung dalam komunitas Bonek Writer Forum itu.
Baca juga: Rexy Mainaky Tegaskan Masih Jadi Pelatih Timnas Bulu Tangkis Thailand hingga 2021
Resiliensi, masih kata Dianita, membuat seseorang mampu menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi tertekan atau yang tidak menyenangkan.
"Tapi, bukan berarti tidak pernah mengalami stres. Jadi kondisi-kondisi sulit maupun menekan yang dialami mereka, dijadikan sebagai pembelajaran untuk lebih mengatur emosi agar mampu menghadapi situasi sulit."
"Ini termasuk juga tentang pola pikir dan perilaku mereka, optimis, dinamis, dan terbuka pada pengalaman-pengalaman baru," tandas dia.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan