Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bonek, Sebuah Identitas Kultur Sepak Bola Surabaya

Kompas.com - 21/04/2020, 11:20 WIB
Suci Rahayu,
Nugyasa Laksamana

Tim Redaksi

Alhasil, saat pertandingan, banyak pendukung Persebaya Surabaya yang berhamburan di pintu luar stadion karena tidak bertiket.

Belum lagi ketika selesai pertandingan, banyak pendukung Persebaya Surabaya terlantar di sudut-sudut ibu kota karena tidak memiliki perbekalan yang cukup.

Dari sanalah kemudian pendukung Persebaya Surabaya mendapatkan julukan Bonek alias Bondo Nekat.

Mereka dengan modal nyali dan keyakinan besar memberikan dukungan tim secara langsung tanpa terkekang oleh materi.

Sebuah militansi di luar logika yang tidak bisa ditangkap nalar masyarakat umum.

Konon, pertama kali istilah Bonek dicetuskan oleh Dahlah Iskan yang menjadi petinggi salah satu surat kabar terkemuka di Jawa Timur.

Dahlan Iskan saat itu geleng-geleng kepala melihat banyaknya pendukung Persebaya Surabaya di luar Senayan.

Lalu dia berceletuk dengan menyebut mereka Bonek atau orang yang Bondo Nekat.

Sumber literasi yang berbeda menyebut julukan Bonek pertama kali dicetuskan oleh Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Purnomo Kasidi, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum Persebaya Surabaya.

Kala itu, dia melihat banyak suporter berhamburan di halaman hotelnya menginap.

Lantas, Purnomo Kasidi memiliki reaksi yang sama seperti Dahlan Iskan dan menyebut mereka Bonek, dalam artian nekat datang tanpa bondo (modal) atau bondo pas-pasan sehingga harus tidur tanpa penginapan.

Bondo nekat sendiri sebetulnya berkonotasi negatif.

Baca juga: Sejarah Hari Ini: Demo di Lokasi KLB PSSI, Titik Balik Perjuangan Persebaya

 

Namun, dengan kesadaran penuh, pendukung Persebaya Surabaya merangkul stigma negatif tersebut menjadi sebuah identitas suporter yang totalitas dalam memberikan dukungan.

Pendukung Bajul Ijo telah berhasil mengubah stigma negatif tersebut.

Bonek tidak lagi sebuah kata sifat akronim bondo nekat, namun sebuah identitas pendukung Persebaya yang memiliki dedikasi dan jiwa militan tanpa kompromi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com