Nahas, saat datang ke New Orleans, semua uang tersebut hilang saat ia kalah judi dan harus berjalan serta menumpang mobil ke St Louis.
Event Marathon di Olimpiade 1904 dimulai pada 30 Agusttus tepat pukul 15:03.
Namun, seketika terlihat bahwa lintasan lari ibarat neraka.
Panas udara dan kelembapan membuat suhu udara meroket ke atas 32 derajat.
Baca juga: Asal-usul Istilah Gol Olimpik, Gol Langsung dari Sepak Pojok ala Toni Kroos
Lintasan sejauh 40 kilometer tersebut melewati tujuh bukit dengan tanjakan tajam.
Belum lagi, para pelari harus menghindari lalu-lintas antarkota, kereta kuda, jalur kereta, dan orang yang jalan-jalan dengan anjingnya.
Lintasan menjadi tak bersahabat bagi pernafasan karena para pelatih dan ofisial megnendarai mobil mengiringi para pelari sehingga debu bertebaran di mana-mana.
Memperparah keadaan, James Sullivan, ketua penyelenggara lokal, ingin mengurangi asupan air minum para pelari untuk meneliti dampak dehidrasi, suatu metodea penelitian yang lazim ketika itu.
Hanya ada dua titik air minum, di kilometer 9,6 dan kilometer 19.
Kendati tuan rumah memenangi emas, perak, dan perunggu, tak ada pelari mereka yang finish pertama.
Gelar tersebut jatuh ke pundak Fred Lorz yang lari 14 kilometer sebelum menyerah dan menumpang mobil ke stadion.
Namun, mobil Lorz mogok setelah 10 kilometer dan ia melanjutkan lomba hingga finish dengan catatan waktu di bawah tiga jam.
Ia bahkan dinobatkan sebagai pemenang dan sempat berpose dengan Alice Roosevelt, putri Presiden Theodore Roosevelt.
Alice Roosevelt hampir mengalungi medali emas kepadanya sebelum seorang saksi datang dan mengungkapkan bahwa Lorz seorang "penipu" dan sempat naik mobil di lintasan.
Smithsonian Magazine mengutarakan bahwa "Lorz hanya tersenyum dan mengklaim ia tak pernah ingin menerima gelar tersebut, ia finish hanya sebagai 'lelucon'."