KOMPAS.com - Anthony Joshua menilai diskriminasi yang dilakukan media massa terhadap petinju non-Amerika Serikat masih terjadi hingga saat ini.
Anthony Joshua menyimpulkan hal itu berdasarkan pengalaman pribadinya sebagai petinju asal Inggris.
Joshua menilai dirinya seperti tidak dihargai media meskipun kini memegang empat sabuk kelas berat versi WBA, IBF, WBO, dan IBO.
"Sebagai petinju asal Inggris, kami tidak pernah mendapatkan rasa hormat dari media dunia yang sudah diatur oleh Amerika Serikat sampai tingkat tertentu," kata Joshua dikutip dari situs Sky Sports.
"Orang Amerika Serikat tentu akan menjaga orang Amerika Serikat lainnya. Ketika kalah, saya akan mendapatkan tantangan (dari media)," ujar Joshua menambahkan.
Baca juga: Kubrat Pulev Akan Donasikan Setengah Bayarannya dari Laga Kontra Anthony Joshua
Lebih lanjut, Joshua menilai diskriminasi serupa juga dialami oleh petinju asal Inggris lainnya, Tyson Fury.
Joshua menganggap Fury seharusnya mendapat apresiasi lebih ketika berhasil merebut sabuk juara kelas berat versi WBC dari Deontay Wilder pada Februari lalu.
Namun, karena Deontay Wilder berasal dari Amerika Serikat, Joshua menilai Tyson Fury hanya mendapatkan apresiasi sewajarnya.
Anthony Joshua dan Tyson Fury saat ini menjadi dua petinju yang paling ditunggu-tunggu aksinya.
Joshua dan Tyson Fury bahkan direncanakan akan melakoni duel sesama petinju Inggris dalam waktu dekat.
Duel itu akan terjadi jika Joshua dan Tyson Fury berhasil mengalahkan lawannya masing-masing tahun ini.
Anthony Joshua akan berhadapan dengan petinju asal Bulgaria, Kubrat Pulev.
Sementara itu, Tyson Fury akan melakoni duel ketiga melawan Deontay Wilder.
Anthony Joshua harus berhadapan dengan Kubrat Pulev untuk mempertahakan sabuk juara IBF.
Baca juga: Tyson Fury Janji Akan Kembali Hancurkan Deontay Wilder pada Duel Ketiga
Duel Anthony Joshua vs Kubrat Pulev pada awalnya akan digelar di Stadion Tottenham Hotspur pada 20 Juni 2020.