KOMPAS.com - Petinju kelas berat asal Amerika Serikat, Deontay Wilder, dinilai egois karena mengajukan tarung ulang ketiga melawan Tyson Fury.
Deontay Wilder dianggap egois lantaran tidak memberi kesempatan Tyson Fury bertarung dengan Anthony Joshua.
Pendapat itu dilontarkan promotor tinju asal Selandia Baru, David Higgins.
Rekor tak terkalahkan Deontay Wilder hancur di tangan Tyson Fury dalam duel perebutan sabuk juara kelas berat WBC di MGM Grand Arena, Las Vegas, Nevada, AS, Minggu (23/2/2020).
Deontay Wilder menerima kekalahan dari Tyson Fury dengan TKO pada ronde ketujuh.
Baca juga: Ambisi Besar Oleksandr Usyk Kalahkan Anthony Joshua dan Tyson Fury
Hasil tersebut membuat petinju berjuluk The Bronze Bomber itu kehilangan sabuk WBC ke genggaman Fury mulai saat ini.
Setelah pertarungan berakhir, Wilder tidak diterima dengan hasil minor yang diterima.
Kemudian, dia mengaktifkan klausul duel ketiga kontra Fury.
Akan tetapi, langkah Wilder dalam mengajukan duel ketiga ini dinilai merugikan bagi penggemar tinju dunia oleh David Higgins.
Baca juga: Petinju Inggris Kecam Permintaan Deontay Wilder untuk Duel Ulang Lawan Tyson Fury
Wilder dipandang tak memberi kesempatan penggemar tinju menyaksikan pertandingan unifikasi antara Fury dan Anthony Joshua.
Selain itu, dia disebut juga menghalangi keinginan Fury menjadi undisputed champion jika bisa menumbangkan Anthony Joshua.
"Jika Deontay Wilder mengaktifkan pertandingan ketiga, itu artinya tidak menghormati setiap penggemar tinju di dunia," kata Higgins kepada Fighthub dilansir BolaSport.com dari Boxing News 24.
"Semua orang ingin melihat Fury vs Joshua, jadi Wilder harus minggir dan diberi uang ganti rugi," ucapnya.
"Dia (Wilder) bisa bertarung dengan pemenang laga tersebut. Itu akan menjadi lebih bermartabat untuk dilakukan," katanya.
"Dia memaksa pertarungan yang tidak ingin dilihat dunia. Semua orang ingin melihat undisputed champion," katanya.
Baca juga: Skandal Doping Tyson Fury 2015 Mencuat Lagi, Kini Dituduh Suap Petani