Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skandal Doping Tyson Fury 2015 Mencuat Lagi, Kini Dituduh Suap Petani

Kompas.com - 15/03/2020, 18:50 WIB
M. Hafidz Imaduddin,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

Sumber Daily Mail

KOMPAS.com - Skandal doping  tahun 2015 yang menjerat petinju asal Inggris, Tyson Fury, kini kembali mencuat.

Skandal itu kembali diperbincangkan setelah ada pernyataan dari seorang petani asal Lancashire, Inggris, Martin Carefoot.

Dikutip dari situs Daily Mail, Martin Carefoot mengaku diminta memberi kesaksian palsu oleh tim Tyson Fury dengan bayaran 25.000 poundsterling atau setara Rp 452 juta.

Kasus ini bermula ketika Tyson Fury gagal tes doping pada Februari 2015 dalam persiapan menghadapi Wladimir Klitschko.

Tyson Fury gagal dalam tes tersebut karena darahnya mengandung zat ilegal nandrolone.

Meski sempat membantah, Tyson Fury pada akhirnya menerima hukuman larangan bertanding selama dua tahun dari Badan Anti Doping Inggris (UK-AD) pada Desember 2017.

Baca juga: Tyson Fury Vs Anthony Joshua Harus Tahun Ini atau Tidak Sama Sekali

Dalam sanggahan selama sidang kasus ini, pihak Tyson Fury mengklaim zat nandralone itu bukan didapat dari barang terlarang, melainkan setelah mengonsumsi babi hutan.

Klaim itu diperkuat oleh kesaksian Martin Carefoot yang disebut pihak Tyson Fury sebagai penyedia babi hutan yang dimakan.

Kesaksian Martin Carefoot saat itu turut dibawa oleh tim pengacara Tyson Fury, Morgan Sports Law, ke dalam berkas persidangan.

Setelah hampir tiga tahun, Martin Carefoot membuat pernyataan yang membuat kasus doping Tyson Fury bisa kembali diselidiki oleh UK-AD.

Martin Carefoot mengaku diminta memberi kesaksian palsu oleh tim Tyson Fury dengan dijanjikan uang sebesar Rp 452 juta.

"Saya tidak pernah memelihara atau memotong babi hutan," kata Martin Carefoot dikutip dari situs Daily Mail.

"Saya saat itu ditawari sejumlah uang sebelum dan sesudah pergi ke pengadilan. Saya mengikuti itu karena saya pikir dengan cara ini bisa membantu mereka," ujar Martin Carefoot menambahkan.

Baca juga: Megatarung Anthony Joshua Vs Tyson Fury Bernilai Rp 3,6 Triliun

Mendengar hal ini, promotor Tyson Fury, Frank Warren, membantah pernyataan Martin Carefoot karena tidak ada bukti yang kuat.

"Saat itu, saya belum menjadi promotor Tyson Fury. Namun, ini bisa dikatakan sebagai fitnah," kata Frank Warren.

"Apakah Tyson Fury pernah berbicara dengan dia? Apakah dia berbohong saat ini atau berbohong sekarang? Yang jelas dia adalah pembohong, kapan pun itu," ujar Frank Warren menambahkan.

Setelah ada pernyataan Martin Carefoot di Daily Mail, UK-AD langsung bereaksi. UK-AD memastikan tidak menutup kemungkinan membuka kembali kasus doping Tyson Fury jika ada bukti yang kuat.

"Kami (UK-AD) akan selalu meninjau setiap bukti potensial terkait dengan pelanggaran anti-doping, dan mengambil tindakan investigasi jika diperlukan. Jika ada yang memiliki informasi yang menarik bagi UK-AD dan penyelidikannya mengenai masalah apa pun, kami mendesak mereka untuk menghubungi kami," demikian pernyataan UK-AD.

Baca juga: Jelang Wilder Vs Fury, George Foreman Klaim Bisa Bawa Deontay Bangkit

Mencuatnya kasus ini membuat masa depan Tyson Fury di dunia tinju menjadi diragukan.

Padahal, Tyson Fury baru saja merebut sabuk juara kelas berat versi WBC dari Deontay Wilder pada 22 Februari lalu.

Kemenangan TKO atas Wilder membuat Fury yang kini sudah berusia 31 tahun sukses mempertahankan rekor tak terkalahkan dengan rincian 30 kemenangan (21 KO) dan sekali imbang.

Selain berencana melakoni duel ketiga melawan Wilder, Fury juga dikabarkan mempertimbankan pertarungan versus Anthony Joshua.

Kemungkinan itu ada karena Anthony Joshua saat ini pemegang sabuk juara WBO, WBA, IBO dan IBF.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com