Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Prinsip Kesantunan Berbahasa

Kompas.com - 26/11/2023, 22:00 WIB
Arfianti Wijaya,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kesantunan berbahasa merupakan aspek yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi.

Kesantunan berbahasa adalah kesopanan dan kehalusan dalam memakai bahasa ketika berkomunikasi baik secara lisan maupun tetulis.

Sementara itu, prinsip kesantunan adalah peraturan pada percakapan yang mengatur penutur dan mitra tutur untuk memperhatikan sopan santun dalam percakapan.

Prinsip kesantunan berbahasa dapat dirumuskan menjadi enam maksim sebagai berikut:

Tact maxim (maksim kebijaksanaan)

Konsep dasar maksim kebijaksanaan dalam prinsip kesantunan adalah bahwa peserta yang bertutur hendaknya memegang prinsip untuk selalu mengurangi keuntungan pribadinya dan memaksimalkan keuntungan pihak lain.

Semakin panjang tuturan seseorang, maka semakin besar pula keinginan orang tersebut untuk menyikapi lawan bicara dengan sopan.

Contoh tuturan sebagai berikut:

Apabila tidak keberatan, mohon agar pertanyaannya diulangi lagi, Pak!

Contoh lainnya adalah, “Apa memungkinkan bagi Anda untuk mengangkat telepon Saya?” mempunyai kadar kesantunan lebih tinggi dibandingkan “Angkat teleponku.

Baca juga: Hakikat Keterampilan Berbahasa

Generosity maxim (maksim kedermawanan)

Dalam maksim kedermawanan, penutur diharapkan mampu menghormati lawan tuturnya.

Maksim kedermawanan menuntut setiap peserta penuturan untuk memaksimalkan rasa hormat dan meminimalkan rasa tidak hormat kepada orang lain.

Contoh tuturan adalah:

Silakan beristirahat, Bu. Biar saya saja yang menyelesaikan laporan itu.”

Approbation maxim (maksim penghargaan)

Maksim penghargaan memandang bahwa seseorang akan dianggap santun apabila dalam bertutur ia selalu berusaha memberikan penghargaan kepada pihak lain.

Peserta penuturan diharapkan untuk tidak saling mengejek, mencaci, atau merendahkan pihak lain.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siapa Itu Parikesit?

Siapa Itu Parikesit?

Skola
Karakter Tokoh Wayang Kumbakarna

Karakter Tokoh Wayang Kumbakarna

Skola
Mengenal Tokoh Rahwana

Mengenal Tokoh Rahwana

Skola
Tokoh Anoman dalam Pewayangan Ramayana

Tokoh Anoman dalam Pewayangan Ramayana

Skola
Mengenal Ukara Lamba Basa Jawa

Mengenal Ukara Lamba Basa Jawa

Skola
Bedane Geguritan Gagrak Lawas lan Gagrak Anyar

Bedane Geguritan Gagrak Lawas lan Gagrak Anyar

Skola
Prinsip dan Macam-macam Tembang Jawa Tengahan

Prinsip dan Macam-macam Tembang Jawa Tengahan

Skola
Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Tembang Jawa Gedhe

Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Tembang Jawa Gedhe

Skola
Gaman lan Aji-Ajine Wayang

Gaman lan Aji-Ajine Wayang

Skola
Ratu, Negara, lan Patihe dalam Pewayangan

Ratu, Negara, lan Patihe dalam Pewayangan

Skola
Peran Siswa dalam Mendukung Implementasi Wawasan Kebangsaan

Peran Siswa dalam Mendukung Implementasi Wawasan Kebangsaan

Skola
Hubungan Antargatra

Hubungan Antargatra

Skola
Peran dan Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional

Peran dan Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional

Skola
Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara

Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara

Skola
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus

Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com