Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Dilansir dari buku Manajemen Kinerja, Falsafah Teori dan Penerapannya (2013) oleh Surya Dharma, kemampuan empati bermakna suatu kesediaan untuk memahami orang lain secara paripurna baik yang nampak maupun yang terkandung khususnya pada aspek perasaan, pikiran, dan lainnya.
Senada, berdasarkan jurnal Corporate Social Responsibility and Tax Aggressiveness. An Examination of Unrecognized Tax Benefits (2011) oleh Luke Watson, kemampuan empati adalah kemampuan fantasi atau kecenderungan untuk mengubah pola diri secara imajinatif ke dalam pikiran, perasaan dan tindakan dari karakter-karakter khayalan pada buku, film dan permainan.
Aspek ini melihat kecenderungan individu menempatkan diri dan hanyut dalam perasaan dan tindakan orang lain atau kemampuan seseorang untuk mengenal dan memahami emosi, pikiran, serta sifat orang lain.
Salah satu kemampuan seseorang agar berhasil berinteraksi dengan orang lain adalah kemampuan empati.
Sementara menurut Gunarsa Singgih dalam buku Psikologi Anak, Remaja, dan Keluarga (2000), kemampuan empati dianggap sebagai salah satu cara yang efektif dalam usaha mengenali, memahami dan mengevaluasi orang lain.
Baca juga: Bedanya Simpati dan Empati
Beberapa faktor yang memengaruhi kemampuan empati, sebagai berikut:
Dilansir dari buku Empati: Pendekatan Psikologi Sosial (2012) oleh Taufik, Eisenberg menyampaikan bahwa proses individu berempati melibatkan dua aspek, yakni afektif dan kognitif.
Berikut uraiannya:
Kemampuan menyelaraskan pengalaman emosional pada orang lain atau suatu kondisi di mana pengalaman emosi seseorang sama dengan pengalaman emosi yang sedang dirasakan oleh orang lain.
Atau perasaan mengalami bersama dengan orang lain yaitu ikut merasakan ketika orang lain merasa sedih, menangis, terluka, menderita bahkan disakiti.
Perwujudan dari multiple dimensions seperti kemampuan untuk mengingat jejak-jejak intelektual dan verbal tentang orang lain, dan kemampuan untuk membedakan atau menyelaraskan kondisi emosional dirinya dengan orang lain.
Aspek kognitif sangat berperan penting dalam kemampuan empati. Tanpa kemampuan kognitif yang memadai seseorang akan selalu meleset dalam memahami kondisi orang lain.
Misalnya membayangkan perasaan orang lain ketika marah, kecewa, senang, memahami keadaan orang lain dari cara berbicara, dari raut wajah, cara pandang dalam berpendapat.
Baca juga: Pengertian Empati, Ciri-ciri, dan Faktornya
Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.