KOMPAS.com – Jamur entomopatogen kini banyak dimanfaatkan sebagai biopestisida ramah lingkungan, salah satunya adalah Beauveria bassiana. Lalu, apa filum dari Beauveria bassiana?
Berdasarkan klasifikasinya, Beauveria bassiana termasuk ke dalam filum Ascomycota. Secara morfologi, Beauveria bassiana memiliki struktur somatik berbentuk benang-benang halus (hifa), konidia jamur bersel satu, berbentuk oval agak bulat, berwarna hialin dengan diameter 2-3 μm.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Filum?
Beauveria bassiana merupakan jamur entomopatogen yang dapat menyebabkan kematian pada hampir semua jenis serangga pengganggu tanaman.
Beauveria Bassiana bersifat saprofit namun dapat juga berperan sebagai patogen terhadap serangga hama, sehingga dapat digunakan sebagai biopestisida dalam pengendalian hama dan penyakit pada tanaman perkebunan yang disebabkan oleh serangga.
Baca juga: Hama dan Penyakit pada Tumbuhan: Jenis dan Contohnya
Sebagai jamur yang bersifat kosmopolit, Beauveria bassiana dapat ditemukan di seluruh dunia, dimana habitat alaminya adalah tumbuh di dalam tanah. Seperti jamur lain, pertumbuhan B. bassiana juga sangat ditentukan oleh lingkungan tempat hidupnya, seperti kelembapan, suhu, kandungan bahan organik, sinar matahari, dan pH.
Dilansir dari Buletin Palawija, suhu optimal untuk perkecambahan konidium B. bassiana adalah berkisar antara 25- 30°C, dengan pH ideal 6-7.
Beauveria bassiana memiliki peluang yang cukup besar sebagai biopestisida atau alternatif pengganti insektisida kimia untuk pengendalian hama maupun berbagai jenis penyakit tanaman. Berikut beberapa keunggulan Beauveria bassiana:
B. bassiana bersifat ovisidal, selain membunuh stadia nimfa/larva maupun imago serta dapat menggagalkan penetasan telur, sehingga dapat menekan perkembangan populasi dan menghambat terjadinya peledakan hama.
Dapat menghambat perkembangan patogen tular tanah maupun penyakit karat daun (Phakospsora pachyrhizi), embun tepung (Microsphaera diffusa), dan embun bulu (Peronospora mansyurica).
Bersifat ramah lingkungan sehingga aman terhadap lingkungan sekitar sebab tidak menghasilkan residu yang membahayakan pada hasil pertanian, tanah, maupun aliran air.
Baca juga: 6 Contoh Hama Tanaman dan Cara Mengatasinya
Efektivitas B. bassiana sebagai pengendali sejumlah serangga hama telah banyak dibuktikan melalui berbagai uji coba dan penelitian yang sudah dipublikasikan.
B. bassiana banyak digunakan di bidang pertanian, di Indonesia sendiri biopestisida ini sudah banyak dimanfaatkan dalam pengendalian berbagai spesies serangga hama tanaman, seperti pengendalian hama rayap yang menyerang tanaman kelapa sawit, hama tanaman sengon, Xystrocera festiva.
Pengaplikasian B. bassiana untuk pengendalian penyakit tanaman dapat dilakukan melalui berbagai cara, di antaranya melalui perlakuan benih (seed treatment), aplikasi di tanah maupun aplikasi pada permukaan tanaman.
Konidia B. bassiana dapat diaplikasikan dengan cara disemprotkan pada kanopi tanaman, ditaburkan pada permukaan tanah, atau dicampur dengan tanah atau kompos.
Dikutip dari Buletin Palawija, waktu yang tepat untuk mengaplikasikan cendawan entomopatogen untuk pengendalian hama yang berada di atas permukaan tanah atau pada bagian tanaman dianjurkan pada sore hari setelah pukul 15.00 WIB agar terhindar dari sinar UV yang dapat merusak konidia sehingga efikasi menjadi rendah.
Referensi: