EFE Francois Eugene Douwes Dekker, atau yang lebih dikenal sebagai Danudirdja Setiabudhi, adalah seorang Indo yang tidak mengakui keindoannya.
Dia merasa bahwa dia adalah orang Indonesia.
Selain menamatkan pendidikannya di STOVIA, dia juga pernah kuliah di Universitas Zurich, Swiss.
Pada 1912, ia bersama dengan Soewardi Soerjaningrat dan dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, mendirikan Indische Partij, sebuah organisasi politik pertama yang lahir di Indonesia.
Tiga tokoh tersebut terkenal dengan julukan Tiga Serangkai.
Baca juga: Apa yang Dimaksud Pahlawan?
Oemar Said Tjokroaminoto sempat bekerja sebagai pegawai pemerintahan di Ngawi selama tiga tahun.
Kemudian, ia pindah ke Surabaya dan aktif dalam kegiatan Serikat Dagang Islam (SDI).
Pada tanggal 10 September 1912, atas sarannya, Sarekat Dagang Islam berubah menjadi partai politik dan berganti nama menjadi Sarekat Islam (SI).
Dilansir dari buku Mengenal Pahlawan Indonesia (2008) oleh Arya Ajisaka, dan Anna Maria Fitrawati, namanya saat kecil adalah Maria Yosephine Maramis.
Dia menempuh pendidikan hanya sampai tingkat sekolah dasar.
Setelah itu, dia terpaksa harus tinggal di rumah menunggu hingga saat menikah, karena para gadis waktu itu tidak diizinkan untuk sekolah lebih tinggi.
Ia pun timbul cita-cita untuk memajukan pendidikan wanita Minahasa, dan banyak bergaul dengan kalangan terpelajar.
Pada Juli 1917, Maria mendirikan organisasi Percintaan Ibu kepada Anak Turunannya (PIKAT) dengan tujuan utnuk memberikan pendidikan kepada anak-anak wanita yang telah tamat sekolah dasar.
Baca juga: Pahlawan Revolusi Indonesia
Terlahir dengan nama Siti Walidah, ia menikah dengan K.H. Ahmad Dahlan, yakni seorang tokoh pembaharu Islam dan pendiri Muhammadiyah.
Saat itulah ia disebut sebagai Nyi Ah,ad Dahlan.
Pada tahun 1918, Muhammadiyah mendirikan Aisyiah, sebuah organisasi kewanitaan yang menjadi bagian dari Muhammadiyah.
Nyi Ahmad Dahlan pada mulanya aktif memimpin organisasi tersebut. Namun, ua kemudian hanya duduk sebagai penasihat dan pelindung.
Itulah 10 tokoh pahlawan beserta kisah dan fotonya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.