Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis-jenis Furnitur Ramah Lingkungan

Kompas.com - 17/04/2023, 17:00 WIB
Desi Selvia Ningrum,
Silmi Nurul Utami

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Furnitur ramah lingkungan adalah benda yang ada di rumah, bisa dimanfaatkan dan digunakan tanpa berdampak buruk terhadap penggunanya maupun lingkungan sekitar.

Furnitur ramah lingkungan memiliki jenis yang bermacam-macam. Apa saja jenis-jenis furnitur yang ramah lingkungan? Berikut adalah penjelasannya!

Furnitur ramah lingkungan terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

  • Furnitur dari kayu bersertifikat
  • Furnitur dari limbah (recycle furniture)
  • Furnitur dari limbah kayu 
  • Furnitur dari barang bekas 
  • Furnitur dari bahan reklamasi 
  • Furnitur daur ulang  (upcycle furniture )
  • Furnitur dengan finishing  berpelarut air (water based finishing

Baca juga: Teknologi Ramah Lingkungan: Contoh dan Fungsinya

Furnitur dari kayu bersertifikat

Furnitur ramah lingkungan selalu berpijak pada kebijakan eksploitasi sumber daya alam.

Industri atau toko furnitur yang memegang sertifikat ramah lingkungan menggunakan bahan kayu bersertifikat. 

Furnitur dari limbah (recycle furniture

Recycle furniture merupakan furnitur yang berasal dari limbah. Kayu limbah atau sejenisnya dapat dijadikan furnitur yang klasik.

Agar menjadi furnitur yang bagus, dibutuhkan kreativitas dan seni sehingga bahan limbah tersebut memiliki nilai estetis dan ekonomis.

Baca juga: Mengenal Reduce, Reuse, Recycle, dan Manfaatnya

Furnitur dari limbah kayu 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata limbah, artinya sisa proses produksi. 

Limbah kayu, artinya sisa proses produksi kayu yang tidak dipakai lagi. Limbah kayu ini berupa serpihan atau sisa potongan kayu. 

Limbah kayu ini biasanya dibiarkan berserakan padahal limbah ini masih dapat dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi.

Furnitur dari barang bekas 

Furnitur dari barang-barang bekas seperti ban, drum, peti kemas, dan tempat gulungan kabel bisa jadi pilihan untuk furnitur eco-friendly

Karena bahannya mudah didapat dan harganya pun terbilang terjangkau.

Baca juga: Alasan Kita Perlu Memanfaatkan Barang Bekas

Furnitur dari bahan reklamasi 

Salah satu cara mengurangi penggunaan kayu baru adalah dengan menggunakan kayu reklamasi (reclaimed wood). 

Kayu reklamasi adalah penggunaan benda yang memakai material kayu diubah menjadi benda lain. 

Saat ini telah marak digunakan kayu reklamasi untuk memenuhi pasar eropa.

Masyarakat Eropa menyukai furnitur dari bahan reklamasi karena keunikannya. 

Harga furnitur dari kayu reklamasi yang tinggi membuat para pengusaha furnitur berlomba-lomba membuat produk dari kayu reklamasi yang unik.

Baca juga: Jenis Kayu dalam Pembuatan Mebel dan Furniture

Furnitur daur ulang  (upcycle furniture

Furnitur daur ulang  (upcycle furniture)  adalah membarui furnitur lama supaya penampilannya tampak baru.

Furnitur lama yang sudah kelihatan usang dan membosankan bisa di-upcycle dengan cara dicat. 

Cat yang berkualitas akan membuat furnitur terlihat lebih menarik dan sangat berbeda dengan penampilan sebelumnya. 

Furnitur dengan finishing  berpelarut air (water based finishing

Finishing yang menggunakan bahan dasar air atau menggunakan bahan pelarut air (water based finishing) paling banyak digunakan, biasanya digunakan pada finishing kayu.

Baca juga: Apakah Kayu dapat Diperbaharui?

Hal tersebut dikarenakan aman digunakan dan tidak berdampak buruk pada kesehatan ataupun lingkungan sekitar tempat tinggalnya.

 

Referensi: 

  • Sitangga, Nathanael dan teman-teman. Manajemen Kewirausahaan Furnitur. 2019. Yogyakarta: Deepublish. 
  • Larasati, Villa Amira dan teman-teman. Mengisi Rumah dengan Furnitur Multiguna. 2009. Jakarta: Penebar Swadaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com