KOMPAS.com - Sebagai makhluk sosial, setiap individu melakukan interaksi. Hal itu juga berlaku bagi antarkelompok. Interaksi terjalin kemudian menghasilkan kesepakatan, kerja sama, hingga persaingan maupun konflik.
Dalam hubungan antarkelompok terdapat berbagai dimensi, antaranya dimensi sikap, sejarah, institusi, dan gerakan sosial.
Untuk pemahaman lebih mendalam, berikut penjelasan masing-masing dimenasi, yaitu:
Dimensi sejarah ini diarahkan pada masalah tumbuh dan berkembangnya hubungan antarkelompok. Hal ini berkaitan dengan timbulnya stratifikasi etnik, stratifikasi jenis kelamin, dan stratifikasi usia.
Dengan penjelasan sebagai berikut:
Baca juga: Penyebab Utama Timbulnya Stratifikasi Sosial pada Masyarakat
Dalam hubungan antarkelompok, dimensi sikap sering muncul dalam prasangka dan stereotip.
Prasangka dalam kaitannya dengan hubungan antarkelompok merupakan sikap bermusuhan yang ditunjukkan pada satu kelompok tertentu atas dasar dugaan bahwa kelompok tersebut mempunyai ciri yang tidak menyenangkan.
Contohnya seperti pandangan terhadap orang batak memiliki watak dan sikap yang kasar.
Dimensi institusi dalam hubungan antarkelompok dapat berupa ilustrasi politik dan ekonomi. Institusi dalam masyarakat dapat memperkuat pengendalian sosial, sikap dan hubungan antarkelompok.
Institusi dapat pula berfungsi untuk menghilangkan pola hubungan antarkelompok yang ada.
Contohnya seorang petugas administrasi tidak perlu mengenal dengan baik orang-orang dari instansi mana yang dihadapinya, hubungan yang terjadi tidak lebih dari hubungan administrasi saja.
Baca juga: Stereotip: Makna dan Contohnya
Hubungan antarkelompok sering melibatkan gerakan sosial, baik yang diprakarsai oleh pihak yang menginginkan perubahan maupun oleh mereka yang ingin mempertahankan keadaan yang sudah ada.
Misalnya gerakan perempuan untuk menentang kekerasan dalam rumah tangga.
Referensi: