Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Macam Alur Pada Karya Sastra

Kompas.com - 04/01/2023, 20:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Sumber KBBI

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi 

 

KOMPAS.com - Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, alur diartikan sebagai rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui kerumitan ke arah klimaks dan penyelesaiannya. 

Ada berbagai macam jenis alur dalam sebuah karya sastra, yaitu:

  • Berdasarkan urutan waktu 
  • Berdasarkan jumlah
  • Berdasarkan kepadatannya
  • Berdasarkan isinya

Berikut penjelasannya:

Alur berdasarkan urutan waktu

Alur berdasarkan urutan waktu dibedakan menjadi dua, yakni alur maju dan alur campuran. Sebagai berikut penjelasannya:

Alur maju

Alur maju disebut juga dengan alur lurus dan alur progresif. Alur maju ini dikatakan progresif (mengalami kemajuan) apabila peristiwa-peristiwa yang dikisahkan dalam suatu karya sastra memang memiliki kronologis atau secara runtut.

Alur maju in biasanya dimulai dari tahap awal (berupa pengenalan tokoh dan pemunculan konflik), menuju tahap tengah (berupa konflik dan klimaks), kemudian diakhiri dengan tahap akhir (berupa penyelesaian masalah dan ending).

Contoh karya sastra yang menggunakan alur maju alias alur progresif ini, yakni:

  • Siti Nurbaya (1922)
  • Salah Asuhan (1928)
  • Salah Pilih (1928)
  • Katak Hendak Jadi Lembu (1935)
  • Pada Sebuah Kapal (2009)
  • Namaku Hiroko (1980)
  • Burung-Burung Manyar (1981)
  • Ayat-Ayat Cinta (2004)
  • Ronggeng Dukuh Paruk (1982)
  • Lintang Kemukus Dini Hari (1985)

Baca juga: Ciri-ciri Alur Mundur Pada Karya Sastra, Kelebihan, Kekurangan, dan Contohnya

Alur campuran

Saat ini, banyak karya sastra yang tidak melulu menggunakan alur mundur atau alur maju secara mutlak, tetapi mengandalkan alur campuran antara keduanya.

Dalam karya sastra yang menggunakan alur ini secara garis besar akan nampak seperti alur maju, tetapi di dalamnya akan terdapat adegan flashback.

Dilansir dari buku Teori Pengkajian Fiksi (2013) oleh Burhan Nurgiyantoro, sebenarnya tidak mungkin ada cerita yang mutlak mengalami flashback saja, sebab akan membingungkan pembaca karena terus-menerus “mundur”.

Contohnya dalam novel Atheis yang memang terlihat sebagai alur mundur, tetapi ternyata memiliki skema berupa:

E – D1 – A – B – C – D2

A adalah tahap awal cerota, sementara B-C-D merupakan tahap awal yang berisi inti cerita. Terakahir E adalah tahap penyelesaian cerita. 

Aur berdasarkan jumlahnya

Dalam kriteria jumlah ini maksudnya adalah jumlah alur yang terdapat dalam sebuah karya sastra. Terbagi menjadi:

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com