Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Sejarah atau history (bahasa Inggris) berarti “masa lampau umat manusia”. Kata tersebut dapat dibandingkan dengan geschichte (bahasa Jerman), yang berasal dari kata geschehen, yang berarti “sesuatu yang telah terjadi”.
Arti dari kata sejarah memang kerap dijumpai di dalam ucapan sehari-hari, seperti “semua sejarah mengajarkan sesuatu” atau “pelajaran-pelajaran sejarah”.
Pengertian itu menegaskan bahwa sejarah menyangkut peristiwa maupun waktu. Oleh karena itu, masalah mengenai waktu sangatlah penting dalam memahami suatu peristiwa. Para sejarawan di sinilah cenderung mengatasi masalah itu dengan membuat periodisasi.
Berdasarkan hal itulah, dapat disimpulkan bahwa sejarah tidak dapat direkonstruksi.
Masa lampau manusia untuk sebagian besar tidak dapat ditampilkan kembali, bahkan mereka yang dikaruniai ingatan tajam sekalipun tidak akan dapat menyusun kembali masa lampaunya.
Baca juga: Sejarah Lisan: Pengertian, Jenis Data, Kelebihan, dan Kekurangannya
Menurut beberapa ahli, kata “sejarah” memiliki pengertian. Berikut adalah pengertian sejarah menurut para ahli!
Sejarah adalah semua kejadian atau peristiwa masa lalu. Sejarah berfungsi untuk memahami perilaku masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang.
Sejarah adalah kajian tentang manusia dalam kehidupan masyarakat.
Sejarah adalah sebuah ilmu yang menelusuri dan menempatkan peristiwa dalam waktu maupun ruang mengenai perkembangan manusia.
Baca juga: Dimensi Spasial dan Temporal dalam Sejarah
Sejarah merekam kehidupan manusia, perubahan yang terus-menerus, merekam ide-ide, dan merekam kondisi-kondisi material yang telah membantu atau merintangi perkembangannya.
Sejarah adalah memori kolektif maupun pengalaman melalui pengembangan suatu rasa identitas sosial manusia dan prospek manusia tersebut pada masa yang akan datang.
Muthahhari berpendapat bahwa ada tiga cara mendefinisikan sejarah, yaitu:
Baca juga: Mengenal Unsur Waktu dalam Sejarah
Sejarah sebagai masa lalu manusia dan seputarnya yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta dengan tafsiran yang memberi pengertian dan pemahaman tentang sesuatu yang berlaku.
Sejarah adalah gambaran masa lalu manusia dan lingkungan sekitarnya sebagai makhluk sosial, yang disusun secara ilmiah dan lengkap.
Sejarah di dalamnya meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberikan pengertian pemahaman tentang sesuatu yang telah berlalu.
Herodotus adalah seorang ahli sejarah berkebangsaan Yunani. Beliau juga mendapatkan julukan "The Father of History."
Menurutnya, sejarah tidak berkembang ke arah depan dan memiliki tujuan yang jelas. Tetapi, bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi dan rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia itu sendiri.
Baca juga: Ciri-ciri Sejarah sebagai Ilmu
Menurutnya, sejarah adalah catatan tentang masyarakat umat manusia atau tentang peradaban dunia, yakni tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat tersebut.
Menurutnya, sejarah merupakan catatan dari apa yang telah dipikirkan, diperbuat, dan dikatakan manusia.
Menurutnya, sejarah merupakan ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat atau dilakukan oleh manusia.
Menurutnya, sejarah akan menitikberatkan pada pencatatan-pencatatan yang berarti dan penting bagi manusia.
Catatan itu meliputi semua tindakan dan pengalaman manusia pada masa lalu. Hal penting itu akhirnya menjadi cerita yang berarti.
Baca juga: Pengertian Sejarah sebagai Kisah
Menurutnya, sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang tersusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan kenyataannya.
R. Moh. Ali dalam buku Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia (2005), menjelaskan pengertian sejarah yang mengandung tiga arti, yakni:
Oleh sebab itu, sejarah itu merupakan cerita yang tersusun dengan sistematis
Baca juga: 7 Struktur Teks Cerita Sejarah
Menurutnya, sejarah merupakan salah satu bidang ilmu yang menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat dan kemanusiaan pada masa lalu. Termasuk semua kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwanya.
Roeslan Abdulgani juga mengatakan bahwa ilmu sejarah itu memiliki penglihatan tiga dimensi, yakni penglihatan ke masa silam, ke masa sekarang, dan ke masa yang akan datang.
Poerwadarminta adalah salah satu tokoh sastra Indonesia dan penulis kamus bahasa Indonesia, Jawa, Kawi, dan bahasa lain. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1952) yang ditulisnya, Poerwadarminta menjelaskan tiga pengertian sejarah, yakni: