Bumerang digunakan sebagai alat berburu oleh suku Aborigin pada masa lampau. Bumerang telah diajarkan pada keturunan asli suku Aborigin.
Pada tahap awal, digunakan bumerang berbahan kayu. Setelah lancar dalam menggunakan bumerang, kemudian meningkat dengan bumerang berbahan logam tumpul dan terakhir menggunakan bumerang logam yang runcing.
Bumerang logam runcing inilah yang akan digunakan sebagai alat berburu. Bumerang menjadi senjata yang unik karena setelah dilempar dapat kembali ke titik awal.
Seiring perkembangan zaman, bumerang sekarang bukan lagi digunakan sebagai alat untuk berburu melainkan sebagai sebuah olahraga baru yang memiliki ajang perlombaan.
Bumerang olahraga tidak lagi menggunakan bahan logam yang runcing melainkan menggunakan bahan kayu, plastik atau bahan komposit dan memiliki berat tidak lebih dari 100 gram. Ada kelas kelas tertentu dalam turnamen olahraga bumerang modern.
Baca juga: Penduduk Bangsa Eropa dan Suku Bangsanya
Suku Aborigin memiliki sebuah kepercayaan yang disebut sebagai dreamtime. Dreamtime merupakan suatu masa atau waktu bermimpi yang dapat terjadi selama orang tidur.
Di dalam masa tersebut, suku Aborigin percaya bahwa ada penjelasan kehidupan serta wahyu dan petunjuk yang diturunkan.
Dalam hal kesenian, menurut suku Aborigin semua manusia adalah seniman sehingga tidak ada istilah ahli seni dalam masyarakat Aborigin.
Beberapa kesenian yang ditinggalkan oleh suku Aborigin kuno berupa lukisan yang terdapat di pasir maupun gua. Seni lukis dengan media goa dan pasir ini sudah lama ditinggalkan oleh masyarakat Aborigin modern.
Baca juga: Mengenal Tari Gubang dari Suku Melayu Asahan
Sama halnya dengan kebudayaan dari suku bengsa di Indonesia, suku Aborigin juga memiliki beberapa ritual adat yang sudah menjadi budaya sejak lama.
Beberapa ritual adat tersebut dapat dilihat dari upacara-upacara adat yang saat ini dilakukan hanya untuk pementasan. Beberapa ritual adat tersebut di antaranya :
Jika ingin mengetahui berbagai macam kesenian seperti seni tari, seni musik dari suku Aborigin makan datanglah ke festival laura Aboriginal dance tersebut.
Seluruh rangkaian acara dalam festival tersebut diisi oleh berbagai kesenian dan kebudayaan dari suku terbesar di Australia tersebut.
Festival Laura Aboriginal Dance ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali pada bulan juli. Perayaan festival ini dirayakan oleh seluruh masyarakat suku Aborigin yang ada di Cape York Peninsula.
Baca juga: Keberagaman Suku Bangsa di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.