Vegetasi dapat mempengaruhi kelembapan pada udara karena tumbuhan melakukan transpirasi ketika berfotosintesis.
Proses fotosintesis ini akan menghasilkan uap air, yang nantinya dapat menguap ke udara, meningkatkan kelembapan udara. Oleh karena itu, tidak jarang kita melihat hutan-hutan besar memiliki iklimnya sendiri.
Air mengalami penguapan akan memberikan sejumlah uap air ke dalam udara. Uap air ini kemudian akan naik dan menetap di atmosfer membuat atmosfer menjadi lebih jenuh. Seiring dengan berjalannya waktu, uap air akan berubah menjadi awan-awan.
Baca juga: Teori Konsepsi Wilayah Udara
Jika atmosfer sudah mencapai kapasitas udaranya, maka akan terjadi hujan. Kandungan air pada suatu wilayah bisa memengaruhi kelembapan di udara.
Semakin tinggi ketersediaan air di suatu tempat semakin tinggi pula kelembapan di wilayah tersebut.
Kelembapan udara dapat dibedakan menjadi dua jenis, itu kelembapan absolut (mutlak) dan kelembapan relatif. Berikut adalah penjelasannya:
kelembapan udara absolut atau mutlak yaitu banyaknya uap air yang terdapat dalam 1 meter kubik udara. kelembapan udara absolut dinyatakan dalam gram per meter kubik (gr/m³).
kelembapan udara relatif atau nisbi yaitu perbandingan jumlah uap air di dalam udara (kelembapan mutlak) dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung dalam udara tersebut. Pada suhu yang sama, kelembapan udara relatif dinyatakan dalam persen (%).
Baca juga: Kualitas Udara: Pengertian, Parameter, dan Cara Menjaganya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.