Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan: Ciri-cirinya serta Kehidupan di Berbagai Bidang

Kompas.com - 13/09/2022, 16:30 WIB
Serafica Gischa

Editor

Pada masa ini, manusia sudah mampu membuat alat-alat sederhana dari batu, tulang dan kayu meskipun masih berbentuk kasar. Alat-alat masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, antara lain: 

  • Alat-alat batu inti, terdiri dari kapak perimbas, kapak penetak, pahat genggam, dan kapak genggam.
  • Alat serpih yang digunakan untuk pisau, serut, gurdi, mata panah, dan untuk menguliti umbi-umbian. Alat serpih dibuat dengan cara memukul bongkahan batu menjadi pecahan-pecahan kecil yang berbentuk segitiga, trapesium, atau setengah bulat. Alat ini tidak dikerjakan lebih lanjut dan digunakan untuk alat pemotong, gurdi atau penusuk. Alat serpih ada yang dikerjakan lagi menjadi mata panah dan ujung tombak.
  • Alat dari tulang-belulang atau tanduk.

Baca juga: Kehidupan Manusia Purba di Indonesia pada Zaman Prasejarah

Pada zaman ini, secara arkeologis disebut dengan zaman Paleolitikum. Zaman Paleolitikum dapat dibedakan menjadi dua kebudayaan, yaitu kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong. Berikut penjelasannya: 

  • Kebudayaan Pacitan

Kebudayaan Pacitan menunjukkan alat-alat dari batu seperti kapak tapi tidak mempunyai tangkai atau alat penetak (chopper). Karena tidak memakai tangkai maka disebut kapak genggam.

Kapak genggam selain ditemukan di Pacitan, juga ditemukan di Sukabumi dan Ciamis (Jawa Barat), Parigi dan Gombong (Jawa Tengah), Bengkulu dan Lahat (Sumatera Selatan), Awangbangkal (Kalimantan Selatan), Cabbenge (Sulawesi Selatan), serta Flores.

Selain kapak genggam, juga dikenal jenis lain, yakni alat serpih (flake). Alat serpih ini digunakan untuk menguliti binatang buruan, mengiris daging, dan memotong umbi-umbian (seperti pisau pada masa sekarang). Alat ini banyak ditemukan di Jawa, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Selatan.

Baca juga: Kehidupan Zaman Sejarah di Indonesia

  • Kebudayaan Ngandong

Kebudayaan Ngandong banyak ditemukan alat dari tulang. Alat-alat dari tulang dibentuk tajam karena digunakan untuk mengorek umbi-umbian. Selain itu, ada juga yang disebut flakes (alat-alat kecil) yang dibuat dari batu yang indah.

Alat-alat dari tulang (semacam alat penusuk seperti belati) dan tanduk rusa banyak ditemukan terutama di Gua Sampung, Ponorogo. Alat ini digunakan untuk menoreh ubi dan keladi dari dalam tanah.

Ada juga alat-alat seperti ujung tombak dengan gigi-gigi pada sisinya, yang mungkin digunakan untuk menangkap ikan. Di Ngandong juga ditemukan alat-alat kecil yang dinamakan flake, yang terbuat dari batu indah, seperti kalsedon.

Alat-alat juga ada yang dibuat dari kerang, tetapi jumlahnya kecil. Penyebaran alat-alat tersebut, antara lain di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Bali, NTT, Maluku, dan Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com