Beberapa di antaranya ialah pada bidang ekonomi, keagamaan, budaya, hukum, pemerintahan dan masih banyak lagi.
Baca juga: Biografi Sultan Agung, Penguasa Mataram yang Tangkas dan Cerdas
Pada masa kepemimpinannya, Sultan Agung memiliki beberapa kebijakan penting dalam bidang ekonomi yang diusungnya yakni sektor pertanian, fiskal dan juga moneter.
Pada era Sultan Agung beliau membangun sektor pertanian dengan memberikan tanah kepada petani dan membentuk forum komunikasi sebagai tempat pembinaan.
Adapun, dalam urusan fiskal, Sultan Agung mengatur regulasi pajak yang tidak memberikan beban kepada rakyat.
Kemudian pada bidang moneter Sultan Agung membentuk lembaga keuangan untuk mengelola dana kerajaan.
Di bidang keagamaan dan hukum Islam, Sultan Agung juga menerapkan aturan yang sesuai dengan aturan Islam.
Pada saat itu, para ulama juga diberikan ruang untuk bekerja sama dengan pihak kerajaan. Bahkan, Sultan Agung juga menetapkan penanggalan atau Kalender Jawa sejak tahun 1633 di mana penghitungan tanggal tersebut merupakan kombinasi kalender Saka dan Hijriah.
Baca juga: Perkembangan Kerajaan Pajang dan Mataram
Pada bidang kebudayaan dan kesenian, Sultan Agung juga termasuk pemimpin yang sangat berperan dalam memajukan kesenian wilayahnya.
Menurut sumber sejarah, berbagai jenis tarian, gamelan hingga wayang sangat berkembang pesat di bawah kepemimpinan Sultan Agung.
Selain mengawal kemajuan kesenian, Sultan Agung juga turut serta dalam menghasilkan karya seni berupa Serat Sastra Gendhing.
Sastra bahasa pada zaman tersebut juga makin berkembang ketika Sultan Agung mulai memberlakukan penggunaan tingkatan bahasa di wilayah luar Yogyakarta hingga Jawa Timur.
Sultan Agung juga termasuk pemimpin yang menginisiasi terbentuknya provinsi dengan memilih adipati sebagai kepala wilayah di setiap daerah yang dikuasai Mataram.
Baca juga: Skema Struktur Birokrasi Pemerintahan Kerajaan Mataram
Setelah Sultan Agung Wafat, takhta kesultanan diserahkan pada putranya, Susuhunan Amangkurat I. Di bawah kepemimpinan Amangkurat I, lokasi keraton dipindahkan ke Plered. Sejak saat itu gelar Sultan diganti menjadi Sunan.
Setelah Amangkurat wafat, maka digantikan oleh Amangkurat II namun kondisi Mataram mengalami kemunduran karena banyak wilayah Mataram di bawah pengaruh VOC.
Sepeninggal Amangkurat II, kemelut mulai menghantui Kerajaan Mataram Islam akibat adanya intervensi VOC.