Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sultan Hasanuddin, “Ayam Jantan Dari Timur”

Kompas.com - 22/08/2022, 13:44 WIB
Silmi Nurul Utami

Editor

Pada tahun 1966, terjadi pergerakan besar-besaran oleh pasukan VOC di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Janszoon Speelman.

Armada laut VOC meninggalkan pelabuhan Batavia menuju ke ibukota Gowa, Somba Opu. Pada 19 Desember 1666, armada VOC tiba di Somba Opu.

Baca juga: Kebijakan-kebijakan VOC di Bidang Ekonomi

Awalnya, Speelman hanya bermaksud untuk menggertak Sultan Hasanuddin. Namun, karena Sultan Hasanuddin tak gentar, Speelman segera menyerukan tuntutan agar Kerajaan Gowa membayar kerugian atas pembunuhan orang-orang Belanda di Makassar. 

Peringatan VOC diabaikan oleh Sultan Hasanuddin. Maka, terjadilah perang antara kapal-kapal VOC dengan benteng pertahanan Kerajaan Gowa.

Dalam pertempuran tersebut, Belanda dibantu oleh pasukan Kerajaan Bone di bawah komando Aru Palakka. 

Kekuatan pasukan Kerajaan Gowa melemah. Dalam keadaan tersebut Sultan Hasanuddin dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Bongaya pada 18 November 1667.

Dengan adanya perjanjian tersebut, Sultan Hasanuddin harus menerima dan mengakui monopoli VOC di Makassar.

Tak hanya itu, beliau juga harus mengakui Aru Palakka sebagai Raja Kerajaan Bone dan wilayah Kerajaan Gowa pun dipersempit. 

Baca juga: Isi Perjanjian Bongaya dan Latar Belakangnya

Dijuluki si “Ayam Jantan Dari Timur”

Kekalahan Sultan Hasanuddin atas Belanda dan Aru Palakka tidak menjadi alasan untuk memadamkan semangat juang Sultan Hasanuddin beserta pasukannya.

Perlawanan-perlawanan terus dilakukan, namun belum mencapai hasil yang diinginkan. VOC masih mendominasi di wilayah Makassar.

Meski tidak mampu mengusir Bangsa Belanda dari Makassar, hingga akhir hayatnya Sultan Hasanuddin masih bersikeras tidak mau bekerja sama dengan Belanda.

Sultan Hasanuddin kemudian mengundurkan diri dari takhta kerajaan dan wafat pada tanggal 12 Juni 1670, pada usia 39 tahun.

Atas kegigihannya, Belanda memberi Julukan de Haantjes van Het Oosten yang berarti “Ayam Jantan dari Timur”.

Julukan itu diberikan kepada Sultan Hasanuddin karena semangat dan keberaniannya dalam menentang monopoli perdagangan rempah-rempah yang dilakukan oleh VOC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com