Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bedanya Simpati dan Empati

Kompas.com - 30/06/2022, 08:00 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri

Penulis

KOMPAS.com - Simpati dan empati berkaitan dengan perasaan yang timbul dalam diri manusia sebagai makhluk sosial.

Kedua istilah itu sering dikaitkan satu sama lain, bahkan dianggap sama. Padahal keduanya memiliki karakteristik dan pemaknaan yang berbeda.

Perbedaan simpati dan empati

Simpati dan empati memiliki perbedaan makna dan karakteristik. Berikut penjelasannya:

Pengertian

Bedanya simpati dan empati terletak pada pengertiannya.

Dikutip dari buku Komunikasi Antarbudaya (2021) karya Sunarno SastroAtmodjo, simpati adalah perasaan tertarik atau ikut merasakan apa yang dialami orang lain.

Misalnya ketika melihat korban bencana alam, orang yang bersimpati akan merasa kasihan dan sedih.

Baca juga: Perbedaan Toleransi dan Simpati

Sementara itu, menurut Mia Fatma Ekasari dalam buku Latihan Keterampilan Hidup bagi Remaja (2022), empati adalah kemampuan mengenal, mengerti, dan merasakan apa yang dialami orang lain, baik dengan ungkapan verbal maupun perilaku.

Contohnya ketika melihat korban bencana alam, orang yang berempati tidak hanya sebatas merasa kasihan, melainkan turut membantu, misal dengan memberi bantuan dana.

Kedalaman

Bedanya simpati dan empati terletak pada kedalaman perasaan atau emosi yang dirasakan seseorang.

Dalam Buku Ajar Komunikasi Interpersonal (2020) karya Ascharisa Mettasatya Afrilia dan Anisa Setya Arifina, dijelaskan bahwa simpati hanya berupa perhatian atau perasaan yang muncul ketika menyaksikan sebuah peristiwa.

Sedangkan ketika berempati, orang benar-benar memosisikan dirinya dalam peristiwa tersebut. Sehingga tahu betul apa yang sedang dirasakan orang lain.

Dengan demikian, simpati tidak mendalam, dan empati lebih mendalam.

Baca juga: Pelaksanaan Sikap Toleransi

Karakteristik

Berikut beberapa perbedaan simpati dan empati, dilansir dari situs Psychiatric Medical Care: 

Simpati Empati
Adanya pemberian nasihat tanpa diminta Membutuhkan banyak waktu untuk mendengarkan secara aktif
Hanya melibatkan pemahaman dari sudut pandang orang yang mendengar atau melihat peristiwa Melibatkan diri pada posisi orang lain dan memahami alasan mengapa perasaan empati muncul
Menciptakan perasaan kasihan atas penderitaan orang lain Tidak hanya menciptakan perasaan, namun juga membantu seseorang untuk lebih didengar serta dipahami
Berfokus pada pernyataan lisan atau verbal Lebih fokus pada perilaku atau isyarat nonverbal
Simpati muncul karena merasa pernah ada di posisi yang sama dengan orang lain. Empati bisa muncul meski belum pernah mengalami peristiwa yang dialami orang lain.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com