KOMPAS.com - Awan merupakan salah satu unsur penting dari cuaca dan iklim. Awan terbentuk saat ada proses pengembunan air di langit. Air yang mengembun terjadi karena proses kondensasi.
Terdapat beberapa jenis awan, salah satunya awan cumulus. Dilansir dari buku Fenomena Alam Unik (2019) oleh Tethy Ezokanzo dan kawan-kawan, cumulus adalah tumpukan karena bentuknya yang bertumpuk-tumpuk.
Awan cumulus berada di sekitar ketinggian 2.400 meter, sedangkan pada daerah pegunungan bisa berada di ketinggian sampai 6.000 meter.
Awan cumulus termasuk ke dalam awan dengan jenis klasifikasi awan perkembangan vertikal. Di mana awan ini berada di ketinggian sangat rendah.
Awan cumulus terjadi akibat proses konveksi, yaitu udara panas naik hingga ke tingkat yang terdapat udara dingin.
Baca juga: 4 Jenis Awan Berdasarkan Ketinggiannya
Uap air kemudian mengembun dan membentuk awan. Hal ini bisa terjadi jika sebidang udara lebih hangat daripada sekitarnya.
Awan cumulus dapat memicu awan cumulonimbus atau awan hujan. Awan cumulus bertemu dengan awan kumulis lain akan membentuk gugusan awan yang semakin besar hingga menjadi cumulonimbus.
Bentuk awan cumulus cukup beragam dan dipengaruhi oleh angin. Misalnya ketika lewat daerah berangin, terbentuk garis-garis yang sejajar angin disebut cloud streets.
Sedangkan di daerah pegunungan, awan cumulus biasanya berbelok bergantung sudut arah angin. Hal ini dipengaruhi adanya gelombang lee di atas awan.
Beberapa ciri-ciri awan cumulus, yakni:
Baca juga: Awan Cirrus: Pengertian dan Ciri-cirinya
Dikutip dari situs Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Pemerintah Kota Surabaya, terdapat tiga jenis awan cumulus, yaitu:
Jenis awan cumulus yang didasarkan pada rentang ketinggian rendah atau menengah. Awan in iterbentuk dari tahap peralian antara awan cumulus mediocris dan cumulonimbus.
Proses terjadinya awan ini juga dikarenakan ketidakstabilan di lapisan atmosfer dan adanya konveksi.
Karena berasal dar gerakan udara vertikal yang kuat, maka awan ini memiliki pucak hingga 6 kilometer atau bahkan bisa lebih tinggi jika di daerah tropis.
Awan yang memiliki luas vertikal yang kecil. Awan ini berkembang menjadi awan cumulus mediocris atau cumulus congetus yang akan menandakan cuaca buruk di kemudian hari.