Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Dilarang Mendekat ketika Awan Panas Menyembur dari Gunung Api?

Kompas.com - 29/04/2020, 06:32 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

KOMPAS.com - Program Belajar dari Rumah TVRI pada Rabu, 29 April 2020 membahas vulkanologi bagi siswa SMP.

Dalam tayangan itu, ada pertanyaan soal erupsi gunung api.

Pertanyaan:

Mengapa kita tidak diperkenankan mendekat ketika awan panas menyembur dari erupsi gunung api?

Jawaban:

Selain lava, gunung api yang erupsi juga mengeluarkan asap yang bergulung yang menyerupai awan.

Awan ini yang biasa disebut dengan awan panas. Seperti namanya, awan ini sangat panas dengan suhu mencapai 600 derajat celsius.

Baca juga: Menghadapi Bencana Gunung Meletus

Gunung Soputan menghembuskan awan panas di Miahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Minggu (16/12/2018). Letusan setinggi 250 meter tersebut disertai dengan kolom asap setinggi 1.500 meter yang mengarah ke timur-timur laut.ANTARA FOTO/ADWIT B PRAMONO Gunung Soputan menghembuskan awan panas di Miahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Minggu (16/12/2018). Letusan setinggi 250 meter tersebut disertai dengan kolom asap setinggi 1.500 meter yang mengarah ke timur-timur laut.

Awan panas bermuatan bebatuan dan material vulkanik padat. Material yang terkandung di awan panas itu bentuknya serpihan halus dan ringan.

Angin bisa membawa awan panas ini sejauh puluhan bahkan ratusan kilometer dari asalnya. Awan panas bergerak ke segala arah.

Awan panas dapat mematikan semua yang dilewatinya. Manusia yang bernapas di bawah awan panas bisa mengalami kerusakan sistem pernapasan dan paru-paru.

Untuk itu, ketika terjadi gunung meletus, penduduk di sekitar lokasi diminta evakuasi menjauhi gunung.

Baca juga: Penyebab Gunung Meletus

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com