Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis-Jenis Debat

Kompas.com - 25/05/2022, 16:00 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Debat merupakan suatu kegiatan adu argumentasi antara dua belah pihak atau bisa lebih. Dilakukan secara perorangan maupun kelompok. 

Dalam debat, seseorang berpendapat dengan argumen yang kuat. Selain tukar-menukar pendapat, kegiatan debat juga mempertahankan pendapat dan pihak lain mencoba menjatuhkan pendapat tersebut. 

Dikutip dari buku Pembelajaran Debat (2020) oleh Muhammad Zein Iqbal, debat adalah suatu proses komunikasi yang dilakukan secara lisan, dinyatakan dengan bahasa untuk mempertahankan gagasan atau pendapat. 

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, debat diartikan sebagai pembahasan atau pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. 

Baca juga: 7 Unsur Debat Beserta Penjelasannya

Tujuan dari pelaksanaan debat adalah untuk berbicara secara meyakinkan dan juga mendengarkan pendapat-pendapat yang berbeda, dan di akhir debat dapat menghargai perbedaan tersebut.

Sama seperti kegiatan lainnya, debat tentu memiliki beberapa jenis. Berikut beberapa jenis atau model debat, yaitu: 

Debat kompetitif 

Debat kompetitif adalah debat berbentuk perlombaan yang biasa dilakukan di tingkat pendidikan. 

Debat dilakukan sebagai pertandingan dengan aturan yang jelas dan ketat antara dua pihak yang masing-masing mendukung dan menentang sebuah pernyataan. 

Debat kompetitif dilakukan dengan tujuan untuk: 

  • Mengutarakan pendapat secara logis
  • Mengutarakan pendapat secara jelas dan terstruktur
  • Mendengarkan pendapat yang berbeda
  • Menghasilkan keputusan

Disadur dari buku Panduan Debat Bahasa Indonesia (2012) oleh Rachmat Nurcahyo, perlombaan debat kompetitif menggunakan format tertentu. 

Sehingga setiap orang dapat secara tertib berbicara sesuai gilirannya dan diberikan waktu serta kesempatan untuk membuktikan poin yang ingin dia sampaikan. 

Tujuan dari perlombaan debat kompetitif adalah  meyakinkan juri bahwa argumentasi?argumentasi  yang dibangun oleh suatu tim lebih kuat dibandingkan argumentasi lawannya.  

Oleh karena itu, individu yang terlibat dalam  debat mendapatkan kesempatan berpikir kritis dan analitis dan mampu berbicara di depan umum.

Baca juga: Contoh Soal dan Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10: Debat 

Debat Parlementer

Dikutip dari buku Debat: Sebuah Keterampilan dan Seni Berbicara (2021) oleh E. Y. Wimala dan teman-teman, debat parlementer adalah debat yang dilakukan di parlemen atau lembaga legislatif suatu negara. 

Pembahasan debat parlementer yaitu undang-undang, kebijakan, atau hal-hal berkaitan dengan ketatanegaraan.

Debat parlementer bertujuan untuk memberi atau menambah dukungan terhadap undang-undang tertentu. 

Setiap anggota dalam debat memiliki kesempatan berbicara atau mengutarakan pandangan. Namun, anggota tidak bisa begitu saja mengungkapkan pandangan atau pendapatnya. 

Anggita yang ingin mengungkapkan pendapat, harus mendapatkan izin dari majelis yang menjalankan proses debat. 

Baca juga: Personil dan Etika Saat Melakukan Debat 

Debat pemeriksaan ulang 

Debat pemeriksaan ulang adalah jenis debat dengan tujuan mengajukan beberapa pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan harus saling berkaitan. 

Tujuannya, agar setiap individu yang diberi pertanyaan dapat menunjang posisi yang akan ditegakkan dan diperkokoh oleh perannya. 

Debat pemeriksaan ulang juga diartikan sebagai debat dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran pemeriksaan terdahulu. 

Perdebatan ini merupakan jenis debat yang cukup sulit dibandingkan jenis lainnya. Dalam prosesnya, terdapat beberapa prosedur, seperti: 

  • Pembicara afirmatif memiliki kesempatan pertama untuk menyampaikan gagasan. 
  • Setelah itu, pembicara negatif memeriksa pendapat pembicara afirmatif secara detail. Pembicara negatif memiliki waktu tujuh menit untuk melakukan pemeriksaan. 
  • Setelah pemeriksaan, penanya memiliki kesempatan untuk menyajikan pengakuan-pengakuan. Penanya memiliki kesempatan empat menit untuk menyajikan hal tersebut kepada pendengar. 
  • Pembicara negatif kemudian mengemukakan kasus dengan mengikuti aturan yang sudah diterapkan sama seperti yang diterapkan kepada pembicara afirmatif. 

Baca juga: Pihak-pihak yang Terlibat Debat 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com