Akhirnya, Sukarni mengusulkan bahwa teks proklamasi ditandatangai oleh Soekarno-Hatta atasnama bangsa Indonesia. Usulan tersebut disepakati oleh seluruh orang yang hadir dalam perumusan teks tersebut.
Baca juga: Kronologi Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan
Sutan Sjahriri merupakan salah satu golongan muda yang merencanakan pengasingan Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok. Lahir pada 5 Maret 1909 di Padang Panjang, Sumatera Barat.
Setelah mendengar bahwa Sekutu melakukan pengeboman di Hirosima dan Nagasaki, Sjahrir kemudian memberitahu Mohammad Hatta. Sayangnya, Hatta kurang mempercayai hal tersebut dan ingin menunggu kepastian dari Jepang.
Akhirnya Sjahrir mengoordinasikan para pemuda untuk mengamankan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.
Baca juga: Arti dan Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo lahir pada 23 Maret 1896 di Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat.
Achmad Soebardjo turut menyukseskan terjadinya proklamasi yang diproklamirkan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta.
Perannya adalah membawa mereka kembali ke Jakarta setelah dibawa dengan paksa oleh para pemuda ke Rengasdengklok.
Perjalanan menuju Rengasdengklok tidaklah mudah, namun tidak juga menyurutkan nyali Soebardjo untuk menyelematkan Soekarno-Hatta.
Sesampainya di Rengasdengklok, beliau berhasil membujuk golongan muda untuk membiarkan Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta. Beliau juga meyakinkan mereka agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Kata-kata yang diucapkan Achamd Soebardjo di depan para golongan muda adalah:
"Saya menjamin bahwa tanggal 17 Agustus 1945 akan terjadi proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Kalau saudara-saudara ragu, nyawa sayalah yang menjadi taruhannya."
Akhirnya golongan muda kemudian membiarkan Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta dan benar adanya, 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB proklamasi kemerdekaan Indonesia berkumandang.
Baca juga: Penyebab Inflasi Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Referensi: