Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tokoh Perumusan Teks Proklamasi

KOMPAS.com - Teks proklamasi adalah buah pikiran tiga tokoh nasional yaitu Soekarno, Mohammad  Hatta, dan Achmad Soebardjo. 

Teks proklamasi ditulis tangan oleh Soekarno dan diketik Sayuti Melik. Di mana pembahasan perumusan teks proklamasi dilakukan di rumah Laksamana Tadashi Maeda pada 17 Agustus 1945 dini hari. 

Naskah ditulis dalam selembar kertas blocknote berwarna putih berukuran panjang 25,8 sentimeter dan lebar 21,3 sentimeter dan tebal 0,5 milimeter. 

Berikut lima tokoh perumusan Teks Proklamasi:

Para golongan muda kemudian memindahkan sementara Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945. 

Walau masih dalam keadaan sajit, Soekarno kemudian membacakan teks proklamasi ada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB dengan gagah dan lantang. Hal tersebut kemudian menandakan bahwa Indonesia telah merdeka. 

Tepat sebelum membacakan teks proklamasi, Mohammad Hatta datang menghampiri Soekarno untuk memberikan dukungan kepadanya agar bersama-sama memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. 

Hatta merupakan sosok yang memberi ide kalimatpad ateks proklamasi, yaitu: 

"Hal-hal tentang pemindahan kekuasaan dan lain-lain dilaksanakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya."

Sukarni memiliki nama lengkap Soekarni Kartodiwirjo. Lahir pada 14 Juli 1916 di Desa Sumberdiran, Kabuoaten Blitar, Jawa Timur.

Soekarni termasuk dalam golongan muda yang ikut terlibat dalam upaya penculikan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok.

Setelah teks proklamasi jadi, Soekarno yang didukung Hatta justru meminta supaya semua yang hadir dalam perumusan teks proklamasi menandatanganinya. 

Akhirnya, Sukarni mengusulkan bahwa teks proklamasi ditandatangai oleh Soekarno-Hatta atasnama bangsa Indonesia. Usulan tersebut disepakati oleh seluruh orang yang hadir dalam perumusan teks tersebut. 

Setelah mendengar bahwa Sekutu melakukan pengeboman di Hirosima dan Nagasaki, Sjahrir kemudian memberitahu Mohammad Hatta. Sayangnya, Hatta kurang mempercayai hal tersebut dan ingin menunggu kepastian dari Jepang. 

Akhirnya Sjahrir mengoordinasikan para pemuda untuk mengamankan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. 

Achmad Soebardjo turut menyukseskan terjadinya proklamasi yang diproklamirkan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. 

Perannya adalah membawa mereka kembali ke Jakarta setelah dibawa dengan paksa oleh para pemuda ke Rengasdengklok.

Perjalanan menuju Rengasdengklok tidaklah mudah, namun tidak juga menyurutkan nyali Soebardjo untuk menyelematkan Soekarno-Hatta. 

Sesampainya di Rengasdengklok, beliau berhasil membujuk golongan muda untuk membiarkan Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta. Beliau juga meyakinkan mereka agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. 

Kata-kata yang diucapkan Achamd Soebardjo di depan para golongan muda adalah:

"Saya menjamin bahwa tanggal 17 Agustus 1945 akan terjadi proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Kalau saudara-saudara ragu, nyawa sayalah yang menjadi taruhannya." 

Akhirnya golongan muda kemudian membiarkan Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta dan benar adanya, 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB proklamasi kemerdekaan Indonesia berkumandang. 

Referensi: 

  • Gunawan, Restu, dkk. (2015). Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  • Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, diakses pada 11 Mei 2022

https://www.kompas.com/skola/read/2022/05/12/160000369/tokoh-perumusan-teks-proklamasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke