Matahari memiliki gaya gravitasi yang jauh lebih besar dari bulan, namun jaraknya sangat jauh dari bumi.
Dilansir dari National Oceanic and Atmospheric Administration, jarak yang jauh membuat gaya pembangkit pasang surut matahari sekitar 27 kali lebih kecil daripada gaya pembangkit pasang surut bulan.
Namun, gaya gravitasi matahari dan bulan sama-sama memberikan pengaruh pada pasang surut bumi. Gravitasi matahari menimbulkan pasang surut yang lebih kecil daripada gravitasi bulan.
Pada bulan baru atau bulan purnama, posisi matahari, bumi, dan bulan berada dalam satu garis lurus atau sejajar.
Baca juga: Perbedaan Gerhana Bulan Penumbra, Gerhana Bulan Sebagian, dan Gerhana Bulan Total
Hal tersebut membuat gaya gravitasi bulan dan gaya gravitasi matahari saling menguatkan. Menciptakan tarikan yang lebih besar kepada permukaan bumi. Sehingga, terjadi pasang air laut yang lebih besar dan disebut sebagai pasang musim semi.
Namun, bulan tidak selalu berada di antara matahari dan bumi. Ketika bulan pada tahap setengah penuh, posisi bulan dan matahari saling tegak lurus.
Sehingga, gaya gravitasinya tidak menguatkan satu sama lain. Maka, akan terbentuk pasang surut bulan di kedua kutub serta pasang surut matahari di ekuator.
Pasang surut ini lebih jauh lebih kecil daripada pasang surut semi dan disebut sebagai pasang surut perbani.