KOMPAS.com - Konsep jurnalisme gaya hidup muncul dan berkembang sejak 1950-an hingga kini.
Jurnalisme gaya hidup dikenal sebagai tipe jurnalisme yang fokus membahas isu lebih ringan, seperti wisata, mode pakaian hingga tren kecantikan.
Jenis pemberitaannya pun dikemas sederhana dan berbentuk soft news.
Dikutip dari buku Lifestyle Journalism: Theory and Practice (2013) oleh Folker Hanusch, jurnalisme gaya hidup ada karena dibutuhkan banyak khalayak untuk menemukan tren dan budaya gaya hidup terkini.
Sebelum kehadiran jurnalisme gaya hidup, media massa hanya memberitakan isu berat dan kontroversial, misalnya politik, pemerintahan, ekonomi, dan sebagainya.
Dengan adanya revolusi atau perkembangan teknologi, media massa, seperti televisi, mulai memberitakan gaya hidup dan menjadikannya sebagai berita yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata atau 'news you can use'.
Baca juga: Apa Bedanya Jurnalistik dan Jurnalisme?
Istilah ‘news you can use’ menjadi identitas pemberitaan gaya hidup. Karena kebanyakan beritanya juga mengulik seputar tips atau informasi yang bisa diterapkan dalam keseharian.
Contohnya tips merawat tanaman hidroponik, atau rekomendasi kuliner di Jakarta. Pemberitaan jenis ini umumnya dibutuhkan khalayak, dan sifatnya tidak akan kedaluwarsa atau evergreen.
Bukan itu saja, kadang kala jurnalisme gaya hidup juga mengulik suatu topik yang sedang menjadi tren dunia.
Salah satunya ialah membahas sejarah pagelaran mode pakaian ternama di dunia, yaitu Paris Fashion Week yang cukup dikenal masyarakat dunia.
Dilansir dari jurnal Lifestyle Journalism tahun 2018 karya Unni From, terkadang isu pemberitaan untuk jurnalisme gaya hidup bisa diadaptasi dari pemberitaan hard news. Hanya saja, sudut pandang yang diambil akan berbeda dari hard news aslinya.
Misal, isu hangat terkait produk rokok yang membuat pengeluaran membengkak. Dalam berita gaya hidup, angle atau sudut pandangnya diubah menjadi tips mengurangi kebiasaan merokok.
Konteks jurnalisme gaya hidup membuat berita yang dibawakan dikemas sekreatif mungkin, dan bermanfaat karena isu yang disampaikan dekat dengan keseharian masyarakat atau khalayak.
Baca juga: Jurnalisme Warga: Pengertian dan 5 Bentuk Aktivitasnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.