Tradisi sibernetika juga memberikan pemahaman bahwa komunikasi tidak hanya mengolah informasi tetapi juga membawa seseorang masuk ke dalam proses komunikasi dengan kemampuan yang berbeda dalam mengolah informasi.
Tradisi ini menegakkan model sebab-akibat. Teori komunikasi dikaji dari perilaku seseorang yang dipengaruhi oleh sesuatu.
Seorang Psikologi di Universitas Yale, Carl Hovland meneliti perubahan sikap dan sejauh mana ingatan untuk memengaruhi sikap dan keyakinan individu.
Hal ini menekankan pentingnya penelitian eksperimental untuk mencoba memahami hubungan sebab-akibat.
Ini merupakan bukti jelas perilaku manusia yang terus menyerap banyak teori komunikasi dari tradisi ini.
Baca juga: Mengenal 3 Konseptualisasi Komunikasi
Tradisi ini dapat disimpulkan sebagai interaksi kita sehari-hari dengan orang lain sangat bergantung pada yang sudah ada sebelumnya, bersama pola budaya dan struktur sosial.
Tradisi sosiokultural mempunyai aturan dan pola interaksi yang unik. Seiring dengan orang berkomunikasi, mereka menghasilkan, memelihara, memperbaiki, dan mengubah.
Seseorang yang peduli dengan ketidakadilan, penindasan, kekuasaan, dan dominasi linguistik akan mengidentifikasi diri mereka sebagai ahli teori kritis.
Para ahli teori kritis mengatakan bahwa kita mempunyai legitimasi untuk mempertanyakan asumsi yang memandu masyarakat secara terbuka.
Mereka juga berusaha untuk mengungkap bagaimana masyarakat mendefinisikan kebebasan, kesetaraan, dan alasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.