Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Properti Tari Pakarena dan Gerakannya

Kompas.com - 28/09/2021, 13:30 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Tarian daerah adalah seni tari yang lahir dari kebudayaan serta istiadat suatu daerah. Salah satunya contoh tarian daerah adalah Tari Pakarena dari Suku Makassar Sulawesi Selatan. Tari Pakarena memiliki properti tari dan gerakan yang khas.

Properti Tari Pakarena

Tari pakarena menggunakan properti utama berupa kipas yang kadang juga dilengkapi dengan selendang.

Dahulu kipas yang digunakan terbuat dari anyaman daun enau ataupun daun lontar, namun kipas seperti itu sudah jarang ditemukan.

Dewi Primasari dan Nanik Sri Prihatini dalam jurnal Tari Pakarena Laiyolo di Desa Laiyolo Kecamatan Bontosikuyu Kabupaten Kepulauan Selayar (2017) menyebutkan kini kipas pakarena digantikan dengan kipas yang terbuat dari kayu, kertas, dan kain yang bentuknya melengkungan dengan jari-jari berjumlah sebelas.

Baca juga: Tari Kipas Pakarena, Tarian Khas Sulawesi Selatan

Gerakan Tari Pakrena

Tari Pakarena memiliki gerakan tari sesuai dengan aturan bakunya. Anggi Anggraini dalam skripsi Makna Filosofis Tari Pakarena Tradisi Gowa Tallo di Kel. Tombolo Kec. Somba Opu Kab. Goa (Studi Semiotika) (2019), Tari Pakarena memiliki konsep sulapa appa atau empat filsafat kehidupan yang melukiskan sifat manusia sebagai air, api, angin, dan tanah. Berikut penjelasannya:

Sifat air 

Sifat air manusia ditunjukkan saat penari menutup kipasnya secara perlahan. Artinya manusia memiliki sifat air yang tenang dan memiliki tempat asal (seperti hulu sungai).

Selain itu manusia juga tujuan yang ingin dicapai (seperti hilir sungai). Manusia akan terus bergerak mencapai tujuannya sebagaimana air yang mengalir dari hulu ke hilir.

SIfat api

Sifat api manusia ditunjukkan saat penari bergerak turun, namun kemudian bergerak naik lagi. Gerakan tersebut mencerminkan sifat api, yaitu emosi manusia yang tidak stabil.

Sifat angin

Sifat angin ditunjukkan saat penari bergerak ke kanan dan ke kiri bersama dengan kipas yang terbuka. Gerakan tersebut menunjukkan sifat angin, yaitu manusia yang bisa pergi ke mana saja, bisa terbawa oleh angin, ataupun teguh dalam pendiriannya sendiri.

Baca juga: Makna Tari Lego-Lego dari Nusa Tenggara Timur

SIfat tanah

Adapun sifat tanah ditunjukkan saat penari duduk. Duduk mencerminkan bahwa manusia suatu saat akan kembali ke tanah (mati).

Dewi Primasari dalam jurnal Proses Revitalisasi Tari Pakarena Laiyolo oleh Sanggar Selayat Art di Kabupaten Kepulaian Selayar (2018) menyebutkan bahwa Tari Pakarena ditarikan oleh penari putri dengan gerakan tangan yang lambat, langkah yang tenang, dan musik yang bergemuruh.

Para penari tersebut juga tidak diperbolehkan membuka matanya terlalu lebar, mereka menari dengan tenang dan kaki yang diangkat hanya sedikit (tidak boleh terlalu tinggi). Gerakan tersebut mencerminkan sifat wanita Makassar yang lemah lebut dan gemulai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com