Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegiatan Manusia yang Mempengaruhi Daur Air

Kompas.com - 08/06/2021, 14:52 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Air merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Karena keberadaan air, Bumi menjadi bisa ditinggali oleh manusia.

Di Bumi terjadi pergerakan air yang dinamakan dengan daur air atau siklus air. Dilansir dari Global Precipitation Measurement NASA, daur air adalah gambaran bagaimana air menguap dari permukaan bumi dan naik ke atmosfir.

Kemudian mengalami pendinginan dan mengembun menjadi hujan atau salju. Lalu jatuh ke permukaan bumi sebagai prespitasi. 

Siklus air terus berjalan di Bumi selama bertahun-tahun, menjaga keberadaan air bersih yang dapat digunakan untuk kehidupan.

Baca juga: Faktor Penyebab Terjadinya Gerakan Air Laut

 

Namun tahukah kamu bahwa ada kegiatan manusia yang memengaruhi bahkan menganggu daur air? Hal-hal apa sajakah yang dapat mempengaruhi daur air?

Yuk kita simak penjelasannya di bawah ini!

  • Pelapisan jalan dengan aspal dan beton

Semakin banyaknya populasi manusia dan kemajuan peradaban, maka akan semakin banyak terjadinya pembangunan. Tanah mulai ditutup oleh beton dan aspal baik untuk pemukiman, pusat perbelanjaan, tempat parker, maupun jalan.

Hal tersebut memengaruhi penyerapan air hujan (infiltrasi) karena aspal dan beton merupakan material yang tahan atau tidak menyerap air.

Dilansir dari U.S Geological Survey, air hujan yang turun tidak dapat menyusup ke permukaan yang kedap air dan akan mengalir cepat ke sungai dan menganggu daur air.

Akibatnya bisa terjadi banjir perkotaan dan juga mengurangi persediaan air bawah tanah, sehingga tanah rentan akan kekeringan.

Baca juga: Bentuk Es Batu Setelah Dimasukkan ke dalam Air Panas

  • Penebangan hutan dan tanaman

Penebangan hutan atau deforestasi menganggu daur air secara local maupun global. Semakin sedikit jumlah tanaman, maka akan semakin sedikit evapotranspirasi (penguapan air dari tanaman).

Hal tersebut dapat menurunkan jumlah air di atmosfer dan mengakibatkan curah hujan dan kelembapan yang memicu kekeringan. Defortasi dalam tingkat global bahkan menyebabkan perubahan iklim.

Dilansir dari Coolgeography, air hasil evapotranspirasi sebuah pohon dalam sehari memiliki efek pendinginan yang setara dengan dua AC domestik selama sehari. Sehingga deforestasi juga memicu pemanasan global.

  • Menggunakan air secara berlebihan

Menggunakan air secara berlebihan mengganggu daur air secara kesuruluhan dan juga memicu kondisi geografis yang membahayakan.

Baca juga: Siklus Air: Pendek, Sedang, dan Panjang

Air bersih diambil dari bawah tanah, jika air diambil secara berlebihan maka penguapan air dari tanah akan berkurang dan mengurangi curah hujan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com