Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Motif Batik Daerah dan Filosofinya

Kompas.com - 02/06/2021, 13:29 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Batik menjadi salah satu hasil kebudayaan khas Indonesia. Batik tidak hanya dikenal di dalam negeri saja, namun juga sangat terkenal di mancanegara.

Perbedaan motif, latar belakang sejarah dan filosofinya, membuat batik semakin unik dan menjadi salah satu  ciri khas Indonesia

Dulunya batik hanya digunakan di acara formal saja. Namun, kini batik sering dikenakan dalam kehidupan sehari-hari. Uniknya, tiap daerah di Indonesia memiliki motif batik serta filosofinya masing-masing.

Apa sajakah contohnya?

  • Motif batik Lumbon dari Banyumas

Menurut Hana Saraswati, dkk dalam buku Semiotika Batik Banyumasan (2019), motif lumbon berbentuk daun talas atau godhong lumbu, yang menjadi salah satu tanaman khas Banyumas.

Motif lumbon menggambarkan masyarakat Banyumas yang mampu beradaptasi dan bergaul dengan siapa saja, tanpa membeda-bedakan orang tersebut.

Baca juga: Makna Motif Tumpal dalam Batik Betawi

  • Motif batik Parang dari Solo dan Yogyakarta

Mengutip dari jurnal Makna Motif Batik Parang sebagai Ide dalam Perancangan Interior (2019), batik parang menjadi salah satu motif batik yang cukup dikenal oleh masyarakat Solo dan Yogyakarta. Motif ini memiliki filosofi kehidupan manusia yang tidak pernah putus atau saling berkesinambungan.

Selain itu, motif ini juga menggambarkan jika manusia harus mempunyai cita-cita yang luhur serta pendirian yang kokoh. Motif batik parang ini memiliki banyak jenisnya, seperti motif parang rusak, parang kusumo, parang barong, dan lain sebagainya.

  • Motif batik Mega Mendung dari Cirebon

Melansir dari jurnal Kajian Ikonografi Motif Mega Mendung Cirebon (2020) karya Irwan Maolana Yusup, motif mega mendung memiliki motif rumit dengan awan sebagai pola utamanya. Filosofi batik mega mendung ialah seharusnya manusia hidup dengan kesabaran atau tidak mudah marah.

  • Ilustrasi batik - Seorang pembuat batik di Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.SHUTTERSTOCK / Toto Santiko Budi Ilustrasi batik - Seorang pembuat batik di Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
    Motif batik Lasem dari Rembang

Dalam buku Akulturasi Lintas Zaman di Lasem: Perspektif Sejarah dan Budaya (Kurun Niaga-Sekarang) (2015) karya Dwi Ratna Nurhajarini, dkk, batik Lasem punya tiga motif utama, yakni naga, Burung Hong dan sekar jagad.

Motif naga dalam batik Lasem memiliki filosofi sebagai pembawa keberuntungan dan kesejahteraan untuk manusia.

Sedangkan motif Burung Hong memiliki filosofi kejujuran, keadilan serta murah hati. Untuk motif sekar jagad, filosofinya adalah kenaekagaraman di dunia yang terasa indah, damai serta harmonis.

Baca juga: Pengaruh Penggunaan Pewarna Alami Batik

  • Motif batik Terang Bulan dari Pekalongan

Melansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, secara garis besar, motif batik ini berkaitan dengan peristiwa terang bulan. Lebih spesifiknya, batik ini menggunakan bunga dan kupu-kupu sebagai motif utamanya.

Filosofi makna yang terkandung di dalam motif batik ini ialah ungkapan rasa syukur dengan harapan kemakmuran yang sempurna, sama seperti bulan purnama.

  • Motif batik Tolak Angin dari Acehpinterest.com/rina listiana Motif batik Tolak Angin dari Aceh
    Motif batik Tolak Angin dari Aceh

Dalam buku Inovasi Produk (Orientasi Pelanggan, Orientasi Pesaing, Koordinasi Lintas Fungsi) (2021) karya Surnita Sandi Wiranata dan Yofi Syarkani, motif batik tolak angin menggambarkan rumah adat khas Aceh yang memiliki banyak ventilasi udara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com