Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awan Alto Cumulus: Pengertian, Jenis, Ciri dan Proses Terbentuknya

Kompas.com - 05/04/2021, 16:24 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.comAwan Alto Cumulus termasuk dalam jenis awan dengan ketinggian sedang. Proses terbentuknya setiap awan berbeda, karena dipengaruhi kondisi atmosfer.

Awan alto cumulus biasanya berwarna putih atau agak sedikit kelabu. Awan ini terdiri atas berbagai unsur yang memiliki bentuk bulatan pipih.

Pengertian awan Alto Cumulus

Menurut Sue Nicholson dalam buku Intisari Ilmu Cuaca (2005), awan Alto Cumulus terdiri atas dua kata, yakni alto dan cumulus. Alto berasal dari Bahasa Latin, yakni altus yang berarti tinggi. Sedangkan cumulus berarti kumpulan.

Walaupun alto berarti tinggi, namun kini kelompok awan alto dikategorikan dalam jenis awan ketinggian sedang. Contohnya Alto Cumulus.

Melansir dari Met Office: Weather and Climate Change, awan Alto Cumulus merupakan petak awan pada tingkat menengah yang berbentuk gumpalan bulat. Bentuk Alto Cumulus tidaklah selalu bulat, karena bergantung pada bentuk kemunculannya.

Awan Alto Cumulus terdiri dari campuran es dan air. jika dilihat, awan ini memiliki bentuk yang lebih halus, dibandingkan awan cumulus jenis lainnya.

Baca juga: Awan: Pengertian, Jenis, dan Proses Terbentuknya

Jenis awan Alto Cumulus

Awan Alto Cumulus memiliki empat jenis awan, yakni:

  • Alto Cumulus stratiformis

Awan ini merupakan jenis awan alto cumulus yang paling umum. Awan ini terlihat seperti menggembung dengan bagian dasar yang datar dan rapat. Biasanya ditemui dalam bentuk mengelompok dan jumlahnya sedikit, tetapi bisa meluas ke seluruh area langit.

  • Alto Cumulus lenticularis

Alto cumulus lenticularis dikenal juga sebagai awan lentikular. Sekilas, awan ini menyerupai bentuk UFO sehingga sering juga disebut sebagai awan pesawat ruang angkasa.

Awan alto cumulus lenticularis berbentuk seperti lensa dengan massa awan tipis yang terpisah. Awan ini biasanya terbentuk di atas daerah perbukitan.

  • Alto Cumulus castellanus

Awan ini menjulang tinggi ke atas, terlihat seperti tembok atau kastil. Ukuran tingginya lebih dominan dibanding lebarnya, sehingga terlihat membengkak. Awan Alto Cumulus castellanus dapat menjadi penyebab pembentukan badai petir cumulonimbus.

  • Alto Cumulus floccus

Alto Cumulus floccus sering terlihat di samping Alto Cumulus castellanus. Ukuran awannya lebih kecil dan tidak beraturan. Awan ini sering ditemukan bergantung di bagian bawah awan virga (jalur prespitasi curah hujan).

Baca juga: Mengapa Hujan Deras Selalu Diikuti Awan Mendung dan Petir?

Ciri-ciri awan Alto Cumulus

Awan Alto Cumulus memiliki enam ciri utama, yaitu:

  1. Ukurannya kecil-kecil dan terkadang terlihat menggembung.
  2. Warnanya ada yang putih dan campuran warna kelabu.
  3. Bentuknya mengelompok dan jumlahnya banyak.
  4. Awan ini sering muncul pada pagi hari.
  5. Tampilan awannya terlihat tipis dan memiliki bayangan.
  6. Bentuk awannya seperti bola atau gumpalan yang agak tebal.

Proses terbentuknya awan alto cumulus

Awan alto cumulus bisa terbentuk melalui tiga hal:

  1. Awan ini terbentuk dari pecahnya awan alto stratus
  2. Adanya kantong udara lembab yang dingin akibat turbulensi yang lembut
  3. Daerah pegunungan yang dapat menghasilkan gelombang atmosfer

Dikutip dari situs University of Illinois Urbana-Champaign, proses ilmiah terbentuknya awan alto cumulus diawali dengan naiknya air di ketinggian sedang. Hal ini diikuti dengan kondesasi (perubahan uap air) yang tidak stabil.

Kondesasi yang tidak stabil ini diakibatkan oleh udara yang terangkat secara bertahap. Setelah terjadi kondesasi tersebut, awan mulai terbentuk dengan susunan lapisan yang beragam. Awannya pun berwarna putih keabuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com