Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menghilangkan Sifat Kemagnetan

Kompas.com - 05/04/2021, 12:53 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

Sumber Thought Co

KOMPAS.com - Magnet adalah suatu bahan yang dapat menarik dan menolak benda logam yang berada dalam medan magnetnya.

Dilansir dari Thought Co, medan magnet terbentuk ketika dipol magnet pada material berorientasi pada arah yang sama.

Besi (Fe) dan mangan (MnO) adalah dua elemen yang dapat dibuat menjadi magnet dengan cara menyelaraskan dipol magnet dalam logam, jika tidak diselaraskan maka tidak akan terbentuk medan magnet.

Jenis magnet yang umum diketahui selain besi dan mangan adalah neodymium besi boron (NdFeB), samarium kobal (SmCo), magnet keramik (ferit), dan magnet aluminium nikel kobal (AlNiCo).

Bahan-bahan ini disebut sebagai magnet permanen, akan tetapi ada cara untuk menghilangkan sifat magnetisnya atau biasa disebut sebagai demagnetisasi.

Baca juga: Cara-cara Membuat Magnet

Demagnetisasi

Demagnetisasi biasanya dilakukan jika terjadi situasi tertentu. Misalnya pada saat kita akan membuang penyimpanan data yang kita miliki yang di dalamnya menggunakan penggerak magnet maka demi keamanan sebelum membuangnya lebih baik merusak medan magnet di dalamnya.

Selain itu juga sering terjadi di mana benda logam dapat menjadi magnet tanpa sengaja dan mengakibatkan benda logam lainnya tertarik dan menciptakan situasi yang tidak diinginkan. Berikut adalah cara yang umum dilakukan untuk demagnetisasi:

  • Demagnetisasi magnet dengan cara pemanasan

Jika logam yang sudah menjadi magnet dipanaskan hingga melewati suhu yang disebut dengan titik curie, maka suhu tinggi tersebut akan melepaskan dipol magnet dari tatanannya dan menjadikan medan magnet pada logam tersebut menjadi kacau dan tidak kehilangan daya magnetiknya

  • Demagnetisasi manget dengan cara di palu

Pada saat logam yang memiliki medan magnet dipalu berulang kali atau menjatuhkannya ke permukaan yang keras maka akan terjadi demagnetisasi karena gangguan fisik dan getaran akan mengguncang tatanan material di medan magnet dan merusaknya

  • Demagnetisasi alami

Demagnetisasi alami terjadi dalam jangka waktu yang lama karena pada dasarnya seiring berlalunya waktu setiap magnet akan kehilangan kekuatan pada medan magnetnya.

Cepat atau lambatnya proses demagnetisasi alami ini dipengaruhi beberapa faktor diantaranya suhu, kelembapan, dan posisi penyimpanan magnet.

Baca juga: Mengapa Kutub Magnet Selalu ke Arah Utara dan Selatan?

Apabila magnet disimpan di dalam tempat dengan kelembapan yang tinggi maka proses demagnetisasi akan terjadi lebih cepat karena adanya proses korosi.

Penyimpanan magnet yang memiliki daya magnetik yang lemah bersamaan dengan magnet yang memiliki daya magnetik kuat juga akan mempercepat proses demagnetisasi pada magnet dengan daya magnetik yang lemah

  • Demagnetisasi dengan cara memberikan arus listrik bolak-balik (AC)

Salah satu cara untuk membuat magnet adalah dengan menerapkan medan listrik (elektromagnetik) sehingga untuk demagnetisasi juga dapat menggunakan cara yang sama.

Untuk melakukan demagnetisasi harus menggunakan arus AC melaui solenoida. Penyaluran arus AC dengan cara dimulai dari tegangan tinggi dan perlahan-lahan tegangannya dikurangi sampai mencapai angka nol.

Arus bolak-balik dengan cepat mengubah arah dan mengubah orientasi medan elektromagnetik mengakibatkan inti material pada magnet akan berantakan, sehingga terjadi proses demagnetisasi.

Arus searah atau DC tidak dapat digunakan karena aliran listrik akan terjadi secara stabil dan tidak akan memberikan pengaruh terhadap medan magnet.

Baca juga: Medan Magnet: Menentukan Besar Gaya Lorentz Pada Elektron

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com