KOMPAS.com - Teks editorial dapat dengan mudah ditemui di koran atau majalah. Teks ini berisikan pendapat pribadi seseorang atau berbentuk opini.
Teks editorial bisa mengangkat berbagai tema, seperti permasalahan pendidikan, ekonomi, politik, sosial budaya, dan lain sebagainya.
Oleh karena memuat opini atau pendapat seseorang, maka teks editorial bersifat subyektif. Namun, dalam pembuatannya tetap harus didasarkan pada temuan data atau fakta.
Menurut Taufiqur Rahman dalam buku Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan (2018), teks editorial atau opini merupakan wadah atau sarana penyampaian aspirasi dalam bentuk tulisan.
Umumnya, jenis bahasa yang digunakan dalam teks editorial bercirikan bahasa jurnalistik. Dalam pembuatan teks editorial, penulis harus memperhatikan segi kaidah kebahasaan atau penggunaan bahasanya. Contohnya menggunakan bahasa yang santun dan tidak berbelit-belit.
Baca juga: Teks Editorial: Pengertian, Ciri-ciri, Struktur, dan Kaidah Kebahasaan
Mengapa teks editorial harus menggunakan bahasa yang santun? Karena teks editorial bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pembaca akan sebuah isu yang sedang dibahas.
Selain itu, teks ini juga bertujuan untuk membuat masyarakat lebih memahami tentang betapa pentingnya isu tersebut. Jika tidak menggunakan bahasa yang santun, dikhawatirkan masyarakat akan bingung atau salah menangkap makna atau pesan dari isu tersebut.
Bagaimanakah bentuk kaidah kebahasaan dalam teks editorial?
Adverbia merupakan penggunaan kata keterangan atau adverbia frekuentatif dalam teks editorial. Bentuk kata-katanya bersifat tegas untuk memberi kepastian kepada pembaca.
Dalam buku Gerakan Literasi Nasional (Literacy Goes to School) (2020) karya Albert Efendi Pohan, dituliskan jika tujuan utama penggunaan adverbia memang untuk memberi ketegasan pada teks atau tulisan yang disusun.
Contoh kata keterangan adverbia di antaranya seperti, selalu, biasanya, sebagian besar waktu, kadang-kadang, sering, dan lain-lain.
Baca juga: Perbedaan Teks Editorial dan Teks Berita
Konjungsi merupakan penggunaan kata penghubung dalam teks editorial. Kata penghubungnya bisa menghubungkan antarkata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, maupun kalimat dengan kalimat.
Contoh kata konjungsi di antaranya bahkan, dan, tetapi, atau, karena, akibatnya, sejak, sebelumnya, supaya, agar, sebagai contoh, lagi pula dan lain-lain.
Verba material merupakan penggunaan kata yang penunjuk perbuatan dalam teks editorial. Kata ini juga sering merujuk pada pihak yang sedang dibicarakan dalam tulisan. Biasanya verba material digunakan untuk memperkuat argumen.
Contoh kata verba material di antaranya menari, memasak, menulis, mengendarai, menggendong, mengetik, menendang, mencuci, dan lain-lain.