Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Cokek, Tari Tradisional Masyarakat Betawi

Kompas.com - 10/02/2021, 18:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

Caranya dengan mengalungkan selendang pertama-tama kepada tamu yang dianggap terhormat.

Baca juga: Kemungkinan yang Terjadi di Bumi Jika Panas Matahari Bertambah

Ketika tamu yang diserahi selendang bersedia menari, maka mulailah penari dan tamu ngibing, menari berpasang-pasangan.

Tiap pasangan berhadapan dengan jarak dekat tapi tidak saling bersentuhan. Tapi ada kalanya pasangan saling membelangkangi.

Jika tempatnya luas, pasangan penari tersebut bisa melakukan gerakan memutar.

Warna selendang ada beberapa seperti merah, hijau, ungu, kuning, merah muda, atau biru.

Fungsi tari Cokek

Tari Cokek merupakan salah satu bentuk tari pergaulan masyarakat Betawi sebagai perpaduan antara nilai-nilai kebudayaan Betawi dengan masyarakat luar.

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemdikbud), tari Cokek dipertunjukan pada perayaan pernikahan, selamatan keluarga, atau hiburan lainnya.

Baca juga: Gotong Royong: Pengertian dan Manfaatnya

Sebagai hiburan kesenian yang bersifat pergaulan, tari Cokek cukup populer dan berkembang di Jakarta dan daerah sekitarnya seperti Bekasi dan Tangerang.

Sekarang tari Cokek tidak hanya di dominasi oleh warga keturunan China saja, tapi juga warga pribumi yang berbaur dengan warga keturunan China baik sebagai pemain dalam group seni atau sebagai penonton.

Kostum tari Cokek

Busana yang dipakai penari tari Cokek berupa baju kurung dan celana dari bahan semacam sutra dengan warna yang mencolok.

Pada ujung bawah celana biasanya diberi hiasan dengankain yang serasi.

Selembar selendang panjang terikat di pinggang dengan kedua ujungnya terjurai ke bawah.

Rambut penari tersisir rapi ke belakang. Ada juga yang dikepang kemudian disanggulkan dengan bentuk tidak terlalu besar, lalu dihias dengan tusuk konde bergoyang-goyang.

Baca juga: Manfaat Energi Bagi Tubuh

Kemudian diberi hiasan benang wol yang dikepang atau dirajut. Menurut istilah setempat disebut "burung hong".

Burung hong menurut istilah berasal dari pembasteran kata "feng huang" yang berasal dari bahasa Hakka, China Daratan.

Feng huang adalah burung mitologis, semacam burung pheonix yang dipercaya sebagai burung pembawa keberuntungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com