Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori Permintaan Uang Klasik

Kompas.com - 01/12/2020, 15:16 WIB
Cahya Dicky Pratama,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sama seperti pasar barang, di dalam pasar uang juga ada permintaan dan penawaran. Permintaan uang adalah kebutuhan masyarakat akan uang tunai.

Untuk memudahkan pemahaman tentang konsep permintaan uang, akan dibahas mengenai konsep permintaan uang. Ada dua teori tentang permintaan uang, salah satunya permintaan uang klasik. 

Dalam buku Ekonomi Moneter (2008) karya Imamudin Yuliadi, dijelaskan bahwa menurut kaum klasik permintaan uang ditentukan oleh besarnya volume transaksi ekonomi yang bersifat proporsional terhadap pendapatan nasional.

Jadi, menurut kaum klasik, permintaan uang hanya ditentukan oleh pendapatan nasional saja. Permintaan uang tidak ditentukan oleh faktor ekonomi lainnya, seperti tingkat bunga.

Kaum klasik juga beranggapan bahwa permintaan uang bersifat inelastis terhadap tingkat bunga karena tidak dipengaruhi oleh besarnya tingkat bunga.

Baca juga: Penawaran Uang: Definisi dan Faktornya

Oleh sebab itu, kebijakan fiskal sama sekali tidak efektif terhadap permintaan uang. Karena hanya meningkatkan tingkat bunga dan tidak menggeser pendapatan nasional.

Justru kebijakan yang paling efektif terhadap permintaan uang adalah kebijakan moneter karena dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di samping menggeser tingkat bunga.

Selain itu, menurut kaum klasik permintaan uang juga dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dalam memanfaatkan beberapa jenis kekayaan, salah satunya adalah uang.

Ciri utama teori permintaan uang klasik adalah lebih menekankan pada analisis ekonomi jangka panjang.

Baca juga: Penawaran dalam Kegiatan Ekonomi

Teori permintaan uang klasik

Dalam buku Teori Ekonomi Makro: Pendekatan Grafis dan Matematis (2005) karya Kaman Nainggolan, Nuhfil Hanani, dan Soekardono, dijelaskan beberapa ide teori permintaan uang klasik pada pasar uang, yaitu:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com