Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Mu'tah (629): Latar Belakang dan Serangan Pertama

Kompas.com - 24/11/2020, 14:51 WIB
Gama Prabowo,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perang Mu’tah adalah peperangan kaum muslimin melawan pasukan kekaisaran Bizantium Romawi Timur. Perang Mu’tah berlangsung pada bulan Jumadil Awal 8 Hijriah atau 629 Masehi.

Perang Mu’tah berlangsung di daerah Mu’tah yang merupakan kawasan dataran rendah Balqa di Negeri Syam.

Pecahnya Perang Mu’tah dilatar belakangi oleh pembunuhan beberapa umat muslim yang dilakukan oleh penguasa wilayah Syam. Pada masa itu, Syam termasuk dalam wilayah dari Byzantium Romawi Timur.

Dalam buku Peperangan Rasulullah (2016) karya Ash-Shallabi dan Ali Muhammad,berikut merupakan pembunuhan yang dilakukan oleh penguasa daerah Syam kepada umat muslim:

  • Pembunuhan delegasi Rasulullah Al Harits bin Umar Al-Azadi dalam misi mengirimkan surat kepada gubernur Syam bernama Hanits bin Abi Syamr Al-Ghassani.
  • Pembunuhan terhadap belasan utusan Rasulullah dari Bani Sulaiman di daerah Dhat Al-Talh oleh para penguasa Syam

Baca juga: Perang Khandaq

Melihat perlakuan sewenang-wenang dari penguasa Syam dan Byzantium Romawi, Nabi Muhammad SAW berencana untuk melakukan serangan pertama kepada Byzantium Romawi.

Selain itu, penyerangan terhadap Byzantium Romawi ditujukan untuk penyebaran dan dakwah Islam di luar Jazirah Arab.

Keberadaan Byzantium Romawi merupakan gangguan yang besar bagi penyebaran agama Islam di kawasan Timur Tengah. Di daerah Syam, Byzantium Romawi menguasai jalur perjalanan utama yang menghubungkan Irak dan Mesir.

Serangan pertama

Dalam buku Sejarah Islam Klasik (2013) karya Susmihara dan Rahmat, Nabi Muhammad SAW mengirimkan 3.000 pasukan menuju daerah Mu’tah. Pasukan muslim dipimpin oleh tiga panglima besar yaitu Zaid bin Harits, Ja’far bin Abu Thalib dan Abdullah bin Rawahah.

Baca juga: Perang As Sawiq

Pasukan ini merupakan pasukan terbesar yang pernah dikirim Nabi Muhammad SAW dalam perang. Mendengar kabar tersebut, Kekaisaran Byzantium Romawi mengerahkan pasukan yang besar untuk menaklukan negeri Syam.

Heraklius sebagai kaisar tertinggi Byzantium Romawi menanggapi hal tersebut dengan menyiapkan sebesar 200.000 pasukan. Pasukan tersebut terdiri dari 100.000 tentara Byzantium Romawi dan 100.000 dari kaum musyrik Arab.

Melihat besarnya pasukan Byzantium Romawi, pasukan muslim tidak gentar sama sekali. Mereka mulai menyerang pasukan Byzantium pada 5 Jumadil Awal tahun 8 Hijriah.

Pertempuran antara Byzantium Romawi dan pasukan muslim berlangsung sangat sengit. Pasukan muslim yang berjumlah jauh lebih sedikit mampu membuat kewalahan pasukan Byzantium Romawi. Sayangnya dalam pertengahan perang Mu’tah, ketiga pemimpin pasukan muslim mati syahid.

Meninggalnya ketiga pemimpin pasukan muslim tidak menggoyahkan semangat pasukan muslim. Khalid bin Walid ditunjuk sebagai pemimpin pengganti dari pasukan muslim. Ia dipilih karena kemampuan berperangnya yang luar biasa.

Baca juga: Perang Uhud: Latar Belakang dan Kronologi Peristiwa

Momen yang sangat penting bagi pasukan muslim adalah momen-momen ketika kedatangan pasukan bantuan dari Madinah. Pasukan Byzantium yang mendengar tentang pasukan bantuan muslim merasa goyah dan memutuskan untuk mundur.

Mereka berpikir bahwa, 3.000 pasukan muslim saja bisa membuat perang yang sesengit itu apalagi ditambah dengan pasukan bantuan yang belum tentu jumlahnya itu tiba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com