Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian Majas dan Jenis-jenisnya

Kompas.com - 06/11/2020, 17:14 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

 

6. Sinekdoki

Sinekdoki adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang penting suatu benda (hal) untuk benda atau hal tersebut sendiri.

Dengan demikian, sinekdoki ialah kiasan bahasa dengan menyebutkan ciri khusus dari suatu hal untuk menunjuk hal tersebut, atau sebaliknya. Sinekdoki menurut ciri yang ditunjuk dibedakan menjadi dua, yaitu:

- Pars Pro Toto
Sinekdoki Pars Pro Toto adalah bahasa kiasan yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan. Contohnya penggalan sajak yang ditulis Sisir Tanah berjudul Bebal.

Ada, tak ada manusia mestinya
Pohon-pohon itu tetap tumbuh

Pohon-pohon dalam penggalan di atas merujuk pada sesuatu yang lebih luas, tidak hanya satu dua pohon saja. Ia dapat mewakili hutan bahkan setiap tumbuhan di muka bumi.

- Totem to Parte
Sinekdoki Totem to Parte merupakan pola hubungan yang menyatakan keseluruhan untuk menyebutkan sebagian. Contohnya penggalan sajak yang ditulis Sisir Tanah berjudul Lagu Baik.

Seumpama sedih, hidup memang tugas manusia
Jangan ada benar takkan pernah ada tempat yang sungguh merdeka

Secara harfiah ‘tempat yang sungguh merdeka’ merujuk pada area atau wilayah secara keseluruhan tanpa spesifikasi khusus.

Apabila dikaitkan dengan Lagu Baik, ‘tempat yang sungguh merdeka’ hanya merujuk pada satu tempat khusus.

Tempat terjadinya penindasan, tempat terjadi kejahatan kemanusiaan, atau tempat rakyat merasa sengsara.

Baca juga: Contoh Majas Metafota

7. Allegori

Allegori disebut juga cerita kiasan. Cerita kiasan maksudnya menceritakan suatu kejadian atau yang berkaitan, dengan bahasa kiasan. Contohnya puisi yang ditulis Sapardi Djoko Damono ini.

Di Kebon Binatang

Seorang wanita berdiri terpikat memandang ular yang melilit sebatang pohon sambil menjulur-julurkan lidahnya, katanya kepada suaminya, “Alangkah indah kulit ular itu untuk tas dan sepatu!”

Lelaki muda itu seperti teringat sesuatu, cepat-cepat menarik lengan isterinya menginggalkan tempat terkutuk itu.

Puisi tersebut menyinggung manusia pertama yang menceritakan peristiwa jatuhnya manusia ke dalam dosa.

Cerita tersebut biasa disebarkan dalam ajaran-ajaran agama. Sapardi mengemasnya dengan bahasa kiasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com